Pembinaan KONI Bengkalis Dipertanyakan, Prestasi Atlet Menurun

atlet.jpg
(istimewa)

Laporan: ANDRIAS

RIAU ONLINE, BENGKALIS - Meski Pekan Olahraga Provinsi Riau (PORPROV) X di Kabupaten Kuantan Sengingi (Kuansing) dilaksanakan 2021, namun sejumlah olahragawan, khususnya Bengkalis, mulai kasak-kusuk membaca kekuatan dan peluang untuk mempertahankan gelar juara umum.

Seperti diketahui pada Porprov VIII 2014 di Inderagiri Hulu, KONI Bengkalis, di bawah kepemimpinan Herman Ahmad berhasil merebut juara Umum dengan perolehan 46 Emas, 32 Perak, dan 40 Perunggu.

Prestasi itu kemudian dipertahankan dan dipertajam oleh KONI Bengkalis, di bawah kepemimpinan Syaukani, pada Porprov IX Kampar, dengan raihan 86 Emas, 58 Perak, dan 80 Perunggu.

Mantan Atlet Nasional cabang Tenis Meja, Victor Anderson Tumangkeng, yang juga Ketua Pengkab PBSI Bengkalis, mengatakan bahwa penurunan prestasi atlet tersebut dapat kita baca dari Porwil X yang lalu di Bengkulu.

“Memang saat ini, atlet Bengkalis masih tetap mendominasi perolehan medali kontingen Riau, tapi kalau kita lihat data statistik secara nyata terlihat, bahwa telah terjadi kemerosotan. Pada Porwil X di Bengkulu, kita hanya menyumbang 15 medali emas, dari 35 medali emas yang diperoleh Riau atau sekitar 42, 86 persen," jelas Victor Anderson, Sabtu, 25 Januari 2020.

Victor menyebut, pada Porwil IX, di Bangka Belitung, kata dia, Bengkalis menyumbang 19 medali emas dari 38 medali emas yang diperoleh Riau, atau 50 persen.

Bahkan jika ditotal, secara keseluruhan, sumbangan Bengkalis pada porwil X di Bengkulu hanya 37,89 persen dari total 35 medali yang diraih Bengkalis. Karena Riau meraih 95 medali dari 11 cabang olahraga yang diikuti.


Sementara pada Porwil sebelumnya, Bengkalis menyumbang 47,25 persen atau 43 medali dari total 91 medali yang diperoleh Riau, dari sepuluh cabang olahraga.

Kata Victor lagi, jika dilihat dari jumlah atlet , justru pada Porwil X, Bengkalis lebih banyak mengirim atlet. Yaitu sebanyak 42 atlet, sementara pada porwil sebelumnya di Babel KONI Bengkalis hanya mengirimkan 31 atlet.

"Sebagai masyarakat pecinta olahraga, kita tentu sangat risau dengan keadaan ini. Apalagi jika dihubungkan dengan event Porprov 2021,” ucap Victor.

Kerisauan yang sama juga diungkapkan salah satu pengurus cabang olahraga (cabor) Kabupaten Bengkalis, M Junaidy.

Pria yang lebih akrab disapa dengan Edi ini mengaminkan soal penurunan kualitas atlet Bengkalis tersebut.

“Kita prihatin dengan keadaan ini, dan pada hemat saya, ini disebabkan karena KONI Bengkalis, belum berhasil menentukan prioritas pembinaan. Banyak cabor yang menjadi pendulang medali kurang mendapat perhatian, dan sebaliknya, cabor yang bukan penyumbang medali mendapat perhatian lebih.

"Ironisnya, perhatian lebih itu diberikan, bukan karena prestasi, tapi karena kedekatan," jelas peria yang akrab disapa Edi ini.

KONI perlu memperbaiki ini, khususnya dalam menghadapi porprov yang akan datang.

"Yang membuat kita heran, penurunan ini terjadi, justru disaat Pemda memberikan dukungan maksimal. Jika kita bandingkan dengan anggaran sebelumnya, anggaran KONI periode ini justru lebih besar,” kata Edi.

Lebih jauh Edi mengatakan, bahwa kegagalan menentukan prioritas itu terlihat dari dukungan peralatan yang diberikan kepada cabor dalam anggaran 2019.

“Cabor yang berprestasi justru tak mendapat dukungan peralatan. Sementara, cabor yang minim prestasi mendapat dukungan yang luar biasa. "Ada apa dengan KONI Bengkalis?,” tanya Edi yang juga mantan Wakil Ketua Bidang Sarana dan Prasarana KONI Bengkalis periode 2015 - 2019.

Edi berharap KONI kembali fokus dalam pembinaan atlet, melalui pengkab cabor terkait. Selama ini, menurut Edi, KONI kurang berorientasi prestasi dalam memberikan dukungan kepada Pengkab.

“Banyaknya Pengkab Cabor yang kurang berprestasi justru mendapat bantuan lebih besar dari pengkab yang berprestasi. Kita tak tahu, apa ukurannya. KONI harus segera berbenah,” pungkas Edi.