Ditikam saat saat Ceramah, Syekh Ali Jaber Lindungi Pelaku dari Amukan Jamaah

Syekh-Ali-Jaber3.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, BANDAR LAMPUNG-Ulama Syekh Ali Jaber ditusuk AD (24) saat memberikan ceramah di kawasan Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung, Minggu 13 September 2020, sore.

Namun, Syekh Ali Jaber  diinformasikan langsung melindungi sang penusuk dari amukan jamaah yang marah terhadao pelaku.

Peristiwa itu mengingatkan pianis Ananda Sukarlan pada peristiwa 13 Mei 1981 ketika Paus Yohanes Paulus II ditembak Mehmet Ali Agca di lapangan St Petrus, Vatikan.

Ketika itu, empat peluru pistol yang ditembakkan Ali Agca mengenai perut Paus. Dua timah panas lagi mengenai jari tangan Paus.

Peristiwa itu tak akan pernah dilupakan umat Katolik di seluruh dunia. Setelah lukanya sembuh dan tahu Ali Agca mendekam di penjara, Paus memaafkannya dan meminta umat Katolik mendoakan Ali Agca.

"Dia ngingetin aku ke Paus Yohanes Paulus II sih, abis ditembak Mehmet Ali Agca, dia memaafkan. Kabarnya SAJ malah melindunginya dari serangan publik ya," kata Ananda Sukarlan kepada Suara.com.


Syekh Ali Jaber ditusuk AD ketika ulama berpengaruh itu sedang memberikan kajian di Masjid Falahuddi. Syekh Ali Jaber sempat menangkis serangan mendadak itu. Dia menderita luka pada bagian atas tangan kanan dan kemudian mendapatkan beberapa jahitan.

Ananda Sukarlan memuji sikap Syekh Ali Jaber. Dia berharap kebaikan Syekh Ali Jaber bersedia melindungi nyawa orang yang mau mencelakainya dari amukan warga yang sudah murka, bisa sedikit membuka pikiran AD untuk menjadi pribadi yang lebih baik.


"Itu sikap orang religius dalam arti sesungguhnya. Sama kayak Paus Yohanes Paulus II. Itu inti agama yang sesungguhnya: memaafkan dan membimbing orang-orang sesat ke jalan yang benar," kata Ananda Sukarlan.

Menurut Ananda Sukarlan, Syekh Ali Jaber merupakan tokoh hebat dan humanis.


"Semoga beliau baik-baik saja dan lekas sembuh dari luka serangan tikaman sehingga bisa menyebarkan kebaikan lagi sesegera mungkin," kata Ananda.

AD sudah diamankan anggota Polsek Tanjung Karang Barat tak lama setelah kejadian dan kini dia sedang diinterogasi.

Ananda Sukarlan menyarankan penyerang Syekh Ali Jaber dan orang sesat lainnya ditempatkan di pusat rehabilitasi untuk dididik mental dan rohaninya.

"Jangan ke penjara yang bikin dia tambah radikal. Harus ada tempat yang nggak mengandung kekerasan untuk para teroris, walaupun penjagaan mesti ketat. Mereka Harusnya bisa dibersihkan dari brainwash radikalisme. Lama sih prosesnya, tapi itu masalah trauma, harga diri dan lain-lain. Psikologislah," kata Ananda Sukarlan.

Artikel ini sudah terbit di Suara.com