Lato-lato Jadi Permainan Khas di Tanah Air, Tapi Bukan Asli dari Indonesia

Jokowi-dan-kang-emil-main-lato-lato.jpg
(Instagram @ridwankamil via indoneside.co.id)

RIAU ONLINE - Permainan tradisional lato-lato saat ini memang tengah digandrungi anak-anak bahkan orang dewasa. Permainan dua buah bola terikat saling beradu ini menjadi candu.

Lato-lato jadi pilihan untuk mengisi waktu senggang karena permainannya yang sederhana dan bisa dimainkan sendiri. Suara unik dan khas dari dua bola yang saling beradu juga membuat lato-lato disukai.

Meski viral di Indonesia, ada sederet fakta menarik tentang lato-lato. Satu di antaranya ternyata lato-lato bukan permainan dari Indonesia.

Memang, lato-lato telah dikenal lama sebagai permainan tradisional khas Indonesia. Tapi tahukah kamu? Lato-lato sebenarnya tidak berasal dari Indonesia, melainkan Amerika Serikat (AS).

Menurut Toynfo.com, yang dilansir dari kumparan, Kamis, 5 Januari 2023, lato-lato di negeri asalnya dinamai clackers. Menariknya, permainan ini pun punya banyak nama.

Untuk memainkannya clackers, tidak jauh berbeda, yakni dengan mengayunkan dua bola menggunakan jari agar saling beradu. Di sinilah sensasi permainan itu muncul, yakni suara khas dan unik yang dihasilkan dari kedua bola yang saling beradu.

Clackers pertama kali muncul pada 1960-an, kemudian mulai populer pada 1970-an.

Sayangnya permainan ini tak bertahan lama setelah menelan korban jiwa. Banyak anak-anak terluka, karena terlalu keras mengayunkan bola tersebut.

Bola yang terbuat dari akrilik itu kadang-kadang pecah saat beradu ketika dimainkan. Pemerintah AS pun melarang permainan itu setelah adanya laporan anak-anak yang terluka.

Selain di AS, otoritas Kanada ternyata juga pernah melarang permainan ini untuk dimainkan.

Di tahun 1990, lato-lato mulai dimainkan di Tanah Air. Kala itu, lato-lato banyak dimainkan masyarakat yang ada di desa.

Nama lato-lato sendiri berasal dari bahasa Bugis, kemudian memiliki banyak nama lain di tiap daerah. Misalnya di Makassar, permainan ini disebut katto-katto, sedangkan di Pulau Jawa disebut etek-etek. Sementara di Jawa Barat, permainan ini dikenal sebagai nok-nok.

Kini permainan lato-lato tak hanya dimainkan di desa-desa, namun juga viral di seluruh Indonesia. Bahkan mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo. Beberapa waktu lalu, Jokowi juga mencoba permainan ini.

Aksi presiden Jokowi memainkan lato-lato pun diunggah oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di akun Instagram pribadinya, @ridwankamil.

"Ketika Presiden dan Gubernur main nok-nok," tulis keterangan video yang diunggah Kang Emil.

Lato-lato atau clackers yang populer sempat ditampilkan di film seperti Beware! The Blob, yang merupakan film horor komedi fiksi ilmiah independen Amerika Serikat. Film ini tayang pada 1972 yang disutradarai Larry Hagman.

Lato-lato juga hadir di film Love and Sausages tahun 1993 dan menjadi plot dalam episode The Kids in the Hall TV. Sementara itu, pada manga Jojo's Bizarre Adventure, clackers menjadi senjata yang digunakan oleh karakter Joseph Joestar.

Beberapa acara televisi AS, seperti Drake & Josh yang tayang pada 2007 juga pernah menampilkan permainan ini di episode "Megan's First Kiss". Pada 2008, serial televisi Zoey 101 juga menyebut clackers sebagai permainan paling populer di Belanda yang kemudian membuatnya naik daun.