4 Motto Masyarakat Jepang Sebelum dan Sesudah Restorasi Meiji

Gunung-Fuji.jpg
(pixabay)

Laporan Linda Mandasari

 

RIAUONLINE, PEKANBARU-Era Restorasi Meiji pada tahun 1868 kebudayaan Jepang di era tersebut mengalami tantangan besar dari kemunculan budaya Barat yang merupakan konsekuensi dari dibukanya Jepang.

 

Diawali dari kedatangan pasukan Amerika Serikat yang dipimpin oleh Komodor Matthew C. Perry, Jepang dipaksa untuk mengakui keunggulan Amerika Serikat dalam hal teknologi dan kemajuan.

 

Seiring dengan kedatangan pasukan Komodor Perry, pertanyaan besar mengenai identitas, kapabilitas maupun arah pembangunan Jepang pun semakin membesar.

 

 

Saat ini Riau Online akan membahas mengenai World news, Ketahui 4 motto masyarakat Jepang dalam bertindak di era sebelum dan sesudah Restorasi Meiji, simak ulasannya berikut ini.

 

Identitas Jepang sebagai negara ke-shogun-an yang kuat di dunia, sebagaimana mereka percayai, menjadi runtuh. Saat itu Jepang melakukan restorasi dan menggali lagi nilai–nilai Jepang untuk kemudian diselaraskan dengan ide–ide Barat yang lebih progresif.


Salah satu reaksi dari periode humiliation tersebut adalah lahirnya empat motto yang mendeskripsikan masyarakat Jepang dalam berpikir dan bertindak di era sebelum dan sesudah Restorasi Meiji, diantaranya.

1. Fukoku kyohei atau memperkaya negara dan memperkuat milter, wakon yosai atau jiwa Jepang dengan kemampuan Barat, datsua nyuo atau tinggalkan Asia dan bergabung dengan Eropa, serta bunmei keika atau menjadi beradab.

Fukoku kyohei adalah ide yang menekankan pada penguatan aspek militer di dalam negara agar negara dapat maju. Kedatangan Komodor Perry dengan kapal perang dan persenjataan modern membuat Jepang gamang.

Hal ini kemudian mendorong Jepang untuk mulai memperkenalkan teknologi dan sains dari Barat dalam upaya untuk mengatasi ancaman dari Barat. Jepang berupaya untuk memanfaatkan pencapaian Barat dan tetap mempertahankan sisi Jepang mereka untuk tujuan yang lebih besar, yaitu persaingan dengan Barat.

2. Wakon yosei yang merupakan ide mengenai kepemilikan jiwa dan semangat Jepang untuk memiliki kemampuan layaknya masyarakat Barat. Dalam hal ini, Jepang berupaya untuk mengkolaborasikan mentalitas tradisional Jepang dengan kemajuan teknologi Barat sebagai solusi dari kegamangan Jepang di era Restorasi Meiji.

Mengutip dari Sakuma Zozan pada tahun 1854 (dalam Kitahara 1986), bahwa mempelajari moralitas Timur dan teknologi Barat dan memberikan bangsa hasil positif dari kolaborasi tersebut adalah hal yang diperlukan oleh Jepang.

Dengan kata lain, Jepang hanya menggunakan teknologi Barat sebagai alat semata, namun Jepang tetap bertahan dengan akar identitas dan budaya mereka. Hal ini dianggap sebagai upaya identifikasi diri Jepang untuk bertahan.

Sebagaimana diketahui bahwa ancaman terbesar Jepang berasal dari Amerika Serikat dan Rusia. Jepang melihat bahwa dengan mengidentifikasi diri sebagai bagian dari kedua negara tersebut, memungkinkan Jepang untuk bertahan.

Identifikasi diri (self) ini kemudian tidak hanya terjadi di tingkat negara, namun juga di tingkat masyarakat dan individu Jepang. Kelompok– kelompok ekstremis yang pada awalnya menolak segala bentuk teknologi Barat, pada akhirnya menjadi mendukung terbukanya Jepang. Hal ini berdampak pada kemunculan motto ketiga, yaitu datsua nyuo.

3. World news, Ketahui 4 motto masyarakat Jepang dalam bertindak di era sebelum dan sesudah Restorasi Meiji selanjutnya adalah Datsua nyuo atau tinggalkan Asia dan bergabung dengan Eropa yang menggambarkan proses identifikasi Jepang terhadap Barat ke tingkat yang lebih jauh dari sekedar pengadopsian teknologi semata.

Motto ketiga tersebut tidak lepas dari proses yang dilandasi motto keempat yaitu bunmei keika atau menjadi beradab.

4. Bunmei keika salah satu aspek bunmei keika mengajarkan untuk mengubah pola pikir dan ide–ide lama, terlepas dari perbedaan rasial. Hal ini mendasari perubahan yang semakin cepat di Jepang dalam mengidentifikasi diri mereka dengan Barat.

Kemunculan nilai–nilai Barat seperti kekristenan, kebebasan dan hak sipil, hingga demokrasi pun tidak terhindarkan.


Tidak berhenti pada empat motto seperti yang dijelaskan sebelumnya, wujud lain dari reaksi atas proses penghinaan Jepang direalisasikan dalam bentuk imitasi model keorganisasian Barat atau Western Organizational Model dalam pembangunan di Jepang.

 

Ketika Jepang memulai pembangunan pada awal 1870-an untuk memulai persaingan dengan Barat, terjadi transformasi sosial, yang disebut Kenneth Boulding sebagai proses organizational revolution atau revolusi organisasi.

Didefinisikan sebagai peningkatan yang signifikan dalam jumlah, ukuran, dan kekuatan organisasi dari berbagai sektor.
Sekian informasi mengenai World news, Ketahui 4 motto masyarakat Jepang dalam bertindak di era sebelum dan sesudah Restorasi Meiji. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.

Sumber : Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga