Alat Musik Tradisional Riau Celempong

celempong2.jpg
(riau1.com)

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Celempong termasuk instrumen idiophone yang dikenal di seluruh wilayah kabupaten Kampar, provinsi Riau. Instrumen berpencu ini terbuat dari logam campuran dan memiliki kesamaan bentuk, fungsi serta warna bunyi dengan talempong dari Sumatera Barat. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Indonesia, Musik tradisional Riau celempung, simak ulasannya berikut ini.

Kesenian Celempong

Celempong berusia tua yang terdapat di Kampar merupakan peninggalan peradaban tua di Candi Muara Takus, khususnya pada masa peradaban Buddha. Menurut para tokoh Buddha utusan dari 7 negara dunia mengatakan bahwa puncak candi tersebut terbuat dari lempengan emas atau perak maupun perunggu, hal ini menunjukkan bahwa di Muara Takus sejak dulu telah memiliki industri logam.

Di kabupaten Kampar dikenal dua bentuk kesenian yang penyajiannya menggunakan. Yang pertama adalah telempong rak yang memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan arak-arakan.

 

Bentuk kesenian ini menggunakan 6 buah lempeng yang dimainkan oleh 3 orang. Setiap pemain memegang dua buah celempong. Kesenian kedua adalah kesenian gondang oguong. Pada umumnya perangkat musik kesenian ini terdiri dari solo buah atau seperangkat celempong yang menggunakan 6 buah nada, 2 buah kata pak dan dua buah pegas yang dimainkan dalam posisi duduk. Kesenian Gondang oguong dimainkan oleh 5 orang.

Seorang penggolongan atau pemain golong lagu celempong, seorang peningka atau pemain tingka celempong, 2 orang pemain katepak dan seorang pemain oguong.


Lagu Celempong

Indonesia, Musik tradisional Riau celempung selanjutnya adalah lagu celempong dibangun oleh permainan tingka dan golong. Tingka adalah teknik permainan dua atau tiga buah nada c lempeng dengan ritme tertentu secara bergantian.

Tingka dapat juga diartikan sebagai judul lagu yang akan dimainkan, sedangkan golongan adalah frase melodi lagu telempong yang berangkat dari satu tema melody dan dimainkan berulang-ulang dengan berbagai variasi permainan sesuai kreativitas penggolong. Lagu-lagu calempong tersebut lahir dari pengetahuan empirik penggolong yang kemudian diterjemahkan menjadi golong.

Sajian kesenian Gondang Oguong

Tahapan dalam sajian kesenian Gondang oguong diawali dengan tingka sebagai pembuka permainan nya. Kemudian bunyi-bunyian tingka tersebut disambut oleh kate pak pertama dengan mengikuti ritme tingka, bersahutan dengan kata pak yang kedua.

Apabila leburan tingka celempong dan tabuhan kata pak sudah di rasa nyaman oleh penggolong, maka masuklah golong lagu celempong. Di daerah Kampar dikenal beberapa tingka, diantaranya ghatik, nak pulang den nak tido, sinayung lalu, sinayung tionti, tak tun tun, tak tun tun dai tatak, kakak timbang baju, jopuik den jopuik, muagho takut, ambu ambu oya duani, tingka sembilan dan lain sebagainya.

 

 

Nama-nama tingka tersebut tidak selalu sama dengan di daerah lainnya. Namun demikian, ada pula tingka yang memiliki kesamaan penyebutan yaitu tingka ghatik, sinayung dan nak pulang den nak tido. Tingka-tingka ini sering juga disebut dengan tingka logu lamo atau tingka lagu lama.

Sekian informasi mengenai Indonesia, Musik tradisional Riau celempong. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.