Produktivitas, Penanganan dan Pemasaran Karet

petani-karet3.jpg
(katadata)

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam industri otomotif. Karet berasal dari benua Amerika dan saat ini menyebar luas ke seluruh dunia.

Karet dikenal di Indonesia sejak masa kolonial Belanda dan merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memberikan sumbangan besar bagi perekonomian Indonesia. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Pertanian, Produktivitas, penanganan dan pemasaran karet, simak ulasannya berikut ini.

Produktivitas

Pusat penelitian karet Indonesia telah menghasilkan beberapa karet klon atau karet unggul. Karet unggul tersebut mampu menghasilkan getah hingga 2 kali lebih banyak dari kebanyakan karet lokal yang digunakan petani.

 

Namun secara umum produktivitas karet rakyat Indonesia saat ini terbilang rendah, rata-rata 600 kg karet kering/hektar/tahun atau bahkan kurang. Rendahnya produktivitas karet rakyat tersebut sebagian besar dikarenakan kualitas bibit yang rendah minimnya pemeliharaan yang dilakukan petani dan tingginya serangan hama penyakit.

Pa tadi sebenarnya sudah mengetahui bahwa produktivitas karet klon jauh lebih tinggi dibanding karet lokal yang ditanam dari biji. Namun harga bitcoin sangat mahal mencapai Rp 25.000-Rp 30.000 per batangnya sehingga masih banyak petani yang memilih menanam karet dari bibit cabutan atau anakan liar yang didapat dari kebun karet milik PT London Sumatra Indonesia Tbk. (PT. Lonsum).

Ketika karet tersebut berumur 8 bulan atau ukuran batangnya sudah mencukupi untuk diokulasi,petani mencari tenaga operator dan meminta bantuan mereka untuk melakukan okulasi langsung karet di kebun dengan upah berkisar Rp 2.500-Rp 3.000 per batang. Hal ini merupakan cara yang relatif aman dan terjangkau bagi petani untuk mengembangkan kebun karet dengan modal terbatas.

Penanganan panen dan pasca panen


Pada perkebunan karet rakyat, karet unggul umumnya sudah menghasilkan getah pada umur 4-6 tahun, sedangkan karet lokal pada 8 hingga 10 tahun tergantung pada perawatan kebun.

Pemanenan karet atau penyadapan dilakukan bila batang karet telah memiliki lingkar batang minimal 45 cm pada ketinggian 100 cm dari atas permukaan tanah.

Penyadapan sebaiknya dilakukan ketika 60% dari pohon pohon karet yang ditanam sudah memiliki lingkar tersebut. Setelah penyadapan getah atau lateks yang terkumpul diproses menjadi lembaran karet yang disebut Slab, pengolahan ini dilakukan dengan mencampur getah cair dengan asam format atau semut.

Sebaliknya selat bermacam-macam tergantung dari kebiasaan petani. Ketebalan slab yang dianjurkan adalah 10-15 cm. Selanjutnya setelah karet siap untuk dijual ke pedagang pengumpul terdekat.

Pemasaran

Pertanian, Produktivitas, penanganan dan pemasaran karet selanjutnya adalah pemasaran. Pemasaran di wilayah centra karet umumnya cukup mudah. Kebanyakan petani menjual langsung di kebunnya atau di desa kepada para pedagang pengumpul yang datang langsung untuk membeli.

Penjualan langsung tersebut bisa melalui petani per orang maupun melalui kelompok. Banyak dijumpai pedagang pengumpul dari luar yang datang untuk membeli getah karet, kedatangan para pedagang pengumpul ini berperan sangat besar dalam meningkatkan minat masyarakat untuk menanam karet.

 

Di Jambi sebagai salah satu sentra produksi karet di Sumatera, memiliki cara menarik yaitu pasar lelang karet. Petani pemilik karet sedikit atau banyak dan pedagang pengumpul kecil bisa datang langsung ke pasar lelang yang dihadiri oleh para pedagang besar yang mewakili pabrik pengolahan karet.

Mereka akan menilai langsung kualitas karet yang dijual dan memberikan harga penawarannya. Pasar ini memberikan kesempatan kepada petani untuk mendapatkan harga terbaik dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas karet yang dihasilkan.

Sekian informasi mengenai Pertanian, Produktivitas, penanganan dan pemasaran karet. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.