Petinju Legenda Manny Pacquiao Ingin Bertarung di Pemilihan Presiden Filipina

pacquiao.jpg
([TED ALJIBE / AFP])

RIAUONLINE - Bintang tinju Manny Pacquiao pernah bertarung melawan petinju Indonesia Chris John. Mereka bertarung di lereng Gunung Merapi pada 2015 lalu.

Pertarungan ini bukanlah pertarungan sebenarnya. Pacquiao dan Chris John bertarung dalam sebuah syuting minuman energi.

Kekinian, Pacquaio berencana mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan Filipina 2022, mengatakan pada Rabu, ia pensiun dari tinju untuk fokus pada pertarungan terbesar dalam karir politiknya.

Pacquiao, seorang senator Filipina yang telah membagi waktunya antara politik dan olahraga tinju, membuat pengumuman itu dalam video berdurasi 14 menit yang diposting di halaman Facebook resminya.

"Saya baru saja mendengar bel terakhir. Tinju sudah berakhir," ujar Pacquiao emosional, dikutip dari Antara, Rabu (29/9/2021).

Pacquiao adalah satu-satunya orang yang memegang gelar dunia di delapan divisi berbeda.

"Saya tidak pernah berpikir hari ini akan datang ketika saya menggantung sarung tinju saya," tambah Pacquiao, sambil berterima kasih kepada para penggemarnya di seluruh dunia.


Dikenal karena gerak kakinya yang cepat dan kecepatan pukulannya yang luar biasa, Pacquiao secara luas dianggap sebagai salah satu petarung ofensif terbaik dalam sejarah olahraga tersebut.

Promotor veteran Bob Arum pada 2010 mengatakan Pacquiao tidak tertandingi dan dinilai lebih baik dari Muhammad Ali.

"Tangan kiri dan kanannya memukul dengan kekuatan yang sama dan itulah yang menghancurkan lawan-lawannya," ujar Arum kepada Reuters.

Pada Agustus, petinju 42 tahun itu kalah dalam pertandingan perebutan gelar kelas welter WBA melawan petinju Kuba Yordenis Ugas.

Tumbuh di selatan Filipina dari keluarga yang miskin, mendorongnya untuk melakukan pekerjaan sampingan demi bertahan hidup.

Dia pergi dengan perahu ke ibu kota Manila saat remaja, di mana dia memulai tinju kompetitif.

Pacquiao termasuk di antara sekutu paling setia Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang mendukung presiden tersebut melawan narkoba dan upaya menerapkan kembali hukuman mati.

Namun, hubungan politik mereka memburuk setelah Pacquiao mengkritik hubungan persahabatan Duterte dengan China dan korupsi di pemerintahan. Pada Juli, ia digulingkan sebagai presiden partai politik yang berkuasa di negara itu.

Pacquiao memulai karir politiknya ketika gagal dalam pemilihan kongres pada 2007. Ia memenangi kursi di majelis rendah kongres pada 2010, mewakili provinsi Sarangani selatan.

Pacquiao terpilih sebagai anggota kongres dua periode untuk masa jabatan enam tahun di majelis tinggi pada 2016.

 Artikel ini sudah tayang di SUARA.com