Usai Tiga Pemburu Ditangkap, Harimau Berkeliaran di Pelalawan

Jejak-diduga-milik-hariamu-di-Pelalawan.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Jejak-jejak harimau ditemukan di Desa Sering, Kabupaten Pelalawan, Riau. Jejak itu terlihat jelas dengan ukuran cukup besar hingga setara telapak tangan manusia dewasa.

Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Andri Hansen Siregar di Pekanbaru, Senin membenarkan temuan jejak-jejak si kucing belang yang terancam punah tersebut.

Dia mengatakan jejak itu pertama kali ditemukan oleh sekuriti PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang berjaga di dekat water intake pada Minggu kemarin.

Setidaknya ada dua jejak kaki yang nyaris berdempetan, sebesar telapak tangan orang dewasa terlihat di jalan tanah liat.

Pada hari ini, dia menuturkan telah mengirimkan tim serta memasang sejumlah kamera pengintai di lokasi temuan jejak tersebut.

"Sudah turun pagi tadi. Kita juga akan pasang kamera pengintai," katanya.

Akan tetapi, Hansen mengatakan jika keberadaan jejak harimau itu merupakan hal biasa. Menurut dia, lokasi temuan jejak itu masih bagian dari wilayah jelajah si raja rimba tersebut.


"Hal biasa kalau harimau mengejar mangsa sampai keluar habitatnya. Ditambah lagi karena kondisi banjir, biasa dia menghindar mencari tempat yang kering. Pemantauan kami, tidak sampai menimbulkan masalah di lokasi yang kita anggap itu habitatnya," ujarnya.

Selain itu kata Hansen, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terdekat, terkait mitigasi pasca kemunculan jejak satwa dilindungi tersebut.

Laporan penemuan jejak kaki harimau itu disebutkan Hansen, masuk ke BBKSDA pada Senin pagi.

"Mereka (karyawan perusahaan) ketemunya kemarin (Minggu)," terangnya.

Diperkirakan harimau yang muncul itu, berasal dari habitat hutan terdekat.

"Masih kawasan hutan produksi juga," jelasnya.

Hingga kini dibeberkan Hansen, belum diketahui pasti jenis kelamin, umur, dan hal lain tentang harimau itu.

"Itu nanti kalau ada terekam di kamera trap, baru bisa kita identifikasi. Karena seputaran sana kita bisa identifikasi individu-individu yang sudah terekam kamera trap (sebelumnya)," urainya.

Dari temuan di lapangan ditambahkan Hansen, mereka para karyawan perusahaan beranggapan ada jejak kecil dan ada jejak besar.

"Mereka mengidentifikasi itu, dengan prediksi lebih dari satu ekor," tuturnya. (**)