Tim Gabungan Kesulitan Lacak Si Raja Rimba Penerkam Jumiati, Alasannya...

Harimau-terkam-wanita-di-inhil.jpg
(Azhar Saputra)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tim gabungan yang dipimpin Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau terus berupaya melacak keberadaan Harimau Sumatera (Phantera tigris sumatrae) yang menyerang warga hingga tewas, pekan ini.

"Tim identifikasi dan translokasi telah berada di lapangan. Hingga kini mereka terus bergerak melacak Harimau tersebut," kata Pelaksana Tugas Kepala BBKSDA Riau, Haryono di Pekanbaru, Jumat, 5 Januari 2018.

Baca juga:

BKSDA Menduga, Harimau Terkam Jumiati Karena Dipicu Hal Ini

Mengenaskan, Seorang Wanita Di Inhil Tewas Ditikam Harimau

Selain BBKSDA Riau, tim gabungan tersebut juga terdiri dari aparat kepolisian serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta pihak perusahaan.

Menurut Haryono, tim yang berjumlah sekitar 30 personel dan turun sejak 3 Januari 2018 lalu, atau pada hari yang sama pasca kejadian masih belum berhasil melacak jejak Harimau itu.


Mereka telah dua hari berada di tempat kejadian perkara yang berlokasi di areal perkebunan PT Tabung Haji Indo Plantantion (THIP), Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

Di lokasi itu, raja rimba yang diperkirakan berusia remaja tersebut menerkam Jumiati, salah seorang karyawan lepas PT THIP. Perempuan berusia 33 tahun itu tewas dengan kondisi mengenaskan saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State.

Dia menuturkan, salah satu kesulitan dalam melacak jejak harimau tersebut adalah luasnya daya jangkau harimau yang mencapai 300 kilometer, serta terbatasnya akses komunikasi mengingat lokasi kejadian cukup terpencil.

Akan tetapi, dia menuturkan pihaknya telah memasang sejumlah perangkap dengan cara menarik keluar raja rimba itu menggunakan kambing jantan.

"Kita pancing dia menggunakan kambing jantan. Kenapa? Karena informasinya itu merupakan salah satu upaya yang tepat," tuturnya.

Selain menurunkan tim untuk identifikasi dan translokasi, dia mengatakan tim yang sama juga berupaya melakukan upaya pencegahan konflik lanjutan antara satwa dilindungi itu dengan masyarakat setempat.

"Jadi salah satu fokus kita bagaimana agar masyarakat disana tidak melakukan tindakan represif pasca kejadian. Kita telah berupaya melakukan upaya untuk meredam itu, dan mereka bisa menahan diri," tuturnya. (1)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id