Mahasiswa: Calon Bupati Kuansing Harus Visioner, Bangun Ekonomi Masyarakat

mahasiswa-kuansing.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Meski sudah berusia dua puluh tahun, namun cita-cita kesejahteraan masih jauh dari kabupaten Kuantan Singingi. Pasalnya, hingga hari ini kondisi Kuansing masih memprihatinkan.

Apalagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Kuansing menjadi daerah dengan masyarakat termiskin kedua setelah kabupaten Kepulauan Meranti.

Mahasiswa Kuansing, Boy Nopri Yarko Alkaren mengatakan, momen Pilkada serentak 2020 harus dimaksimalkan oleh masyarakat Kuansing untuk mencari bupati yang mampu membangun negeri jalur tersebut.

"Pemimpin itu jangan hanya membangun dari segi infrastruktur saja, tetapi juga membangun pendidikan, kesehatan dan juga membangun ekonomi masyarakat," kata Presma BEM Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS), Rabu, 6 November 2019.

Di usianya yang sudah dua puluh tahun, kabupaten Kuansing sudah harus mampu berdiri di kaki sendiri, dimana masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan ekonomi.


Sehingga pemimpin yang bisa mengeluarkan gagasan-gagasan visioner untuk meningkatkan geliat ekonomi, di nilai Nopri adalah sosok bupati yang cocok. Terutama mereka yang bisa menciptakan sumber perekonomian baru.

Selain itu, calon bupati juga harus mampu mempersatukan dan tidak primordialistis, serta menjadi pelopor pengampunan dan perdamaian dalam kehidupan politik.

"Jangan kembali terjadi di Kabupaten kuansing ini karena kepentingan dan egosentris pejabat partai politik malah berdampak kerugian terhadap masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, aktivis muda Kuansing lainnya, Dodi Tria Budaya mengatakan pemimpin Kuansing di masa depan harus bisa memberikan pendidikan politik yang baik pada masyarakat.

Ketua Komunitas Pecinta Lingkungan (KPL) Kuansing ini mengingatkan para Bakal Calon Bupati Kuansing untuk tidak membodohi masyarakat dengan money politik.

"Jadi masyarakat juga kita harapkan jangan sampai memilih pemimpin yang hanya bisa mengandalkan politik uang, namun harus dilihat dulu apa programnya untuk masyarakat,"ujar Dodi yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan pemuda pelajaran Mahasiswa Inuman.

Dodi Tria menambahkan tidak ada cara lain lagi bila Kuansing ingin bangkit harus keluar dari pola lama, pemimpin kedepan harus berpikir formulasi yang tepat untuk mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan.

"Kepada yang mau maju juga kami sebagai anak muda di Kuansing mengharapkan agar yang dipikirkan itu kepentingan masyarakat, bukan yang lain, bukan maju karena dendam ataupun karena kepentingan ego, tapi maju karena untuk kepentingan rakyat," jelas Dodi.