Masuk Wilayah Udara Indonesia Tanpa Izin, Pesawat Malaysia Dipaksa Mendarat

Pesawat-asing2.jpg
(Dispen AU)

RIAU ONLINE, BATAM-Masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin, sebuah pesawat sipil asing dengan nomor registrasi G-DVOR tipe DA62 terbang dari Kuching menuju Senai, Malaysia, dipaksa mendarat oleh TNI AU di Batam, Kepulauan Riau.

 

Pesawat diterbangkan oleh MJT warga negara Inggris, TVB seorang copilot dan CMP kru pesawat, diperintahkan mendarat di Pangkalan Udara Hang Nadim Baram karena masuk wilayah Indonesia tanpa izin dan tidak punya kelengkapan dokumen penerbangan.

     

Kepal Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Indan Gilang Buldansyah menyebut, Indonesia berkewajiban menjaga kedaulatan wilayahnya termasuk wilayah udara.

 

pesawat asing4

 Pesawat asing diperintahkan mendarat karena masuk wilayah Indonesia tanpa izin, Jumat 13 Mei 2022/Dispen AU

“Yang terjadi di Lanud Hang Nadim Batam menunjukkan tingginya kesiapsiagaan TNI AU dalam menjaga wilayah udara nasional. Kita tidak akan toleransi terhadap setiap bentuk pelanggaran wilayah udara,” terang Marsma Indan Gilang, Sabtu, 14 Mei 2022.

 

Dirinya menambahkan, kejadian bermula saat satu pesawat asing terdeteksi radar melanggar wilayah udara.

 


Selanjutnya, satu unit pesawat tempur F-16 disiagaman di Lanud Roesmin Nurjadin Pelanbaru untuk melaksanakan intersepsi.

        

Namun intersepsi tidak jadi dilakukan, dengan pertimbangan kru pesawat mentaati instruksi dan petunjuk Kosek IKN yang disampaikan melalui MCC Cengkareng, agar pesawat kembali ke Kuching. 

 

Karena keterbatasan bahan bakar pesawat, atas perintah Pangkoopsudnas, pesawat tersebut mendarat di Lanud Hang Nadim Batam. 

    

 Setelah engine pesawat dimatikan, KKP bandara melaksanakan pengecekan kesehatan Pilot dan kru, termasuk persyaratan Covid-19. 

 

Dari hasil pemeriksaan, penerbangan tersebut tidak dilengkapi dengan FC (Flight Clearence) dan FA (Flight Aproval). 

 

Pada pemeriksaan tersebut tidak ditemukan barang barang yang berbahaya atau barang barang illegal.  

 

Diketahui pesawat milik perusahaan Malaysia ini, sedang melaksanakan misi kalibrasi alat bantu navigasi pesawat oleh pilot perusahaan FCSL Inggris.