Fenomena Baru di Jakarta Gegara Covid-19, Pekerja yang Di-PHK Tidur di Jalanan

Orang-orang-yang-kehilangan-pekerjaan-terpaksa-tidur-di-jalanan-Tanah-Abang.jpg
([Suara.com/Fakhri Fuadi])

RIAU ONLINE, JAKARTA-Sejumlah orang terlihat duduk lesehan sepanjang trotoar jalan. Fenomena ini mulai muncul pascapandemi corona menyerang Indonesia.

Duduk berkelompok dan berpakaian lusuh, mereka berbincang satu sama lain. Ada juga yang tengah tiduran sekadar memandangi langit atau memejamkan mata.

Penasaran dengan pemandangan tersebut, Suara.com menyambangi mereka. Di luar dugaan sebelumnya, mereka ternyata bukanlah manusia gerobak atau pengemis dadakan yang biasa ditemui di bulan Ramadhan.

Mereka, sebelumnya, adalah para pekerja yang kini menjalani hidup tak menentu akibat dampak dari pandemi COVID-19.

Orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena corona, terpaksa tidur di jalanan Tanah Abang, Jumat (24/4/2020). [Suara.com/Fakhri Fuadi]

 

Orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena corona, terpaksa tidur di jalanan Tanah Abang, Jumat 24 April 2020. [Suara.com/Fakhri Fuadi]

Jono adalah salah satu dari mereka yang kehilangan pekerjaan akibat dampak corona. Lelaki berusia 43 tahun itu bercerita, ia kehilangan pekerjaannya sebagai tukang sapu karena Pasar Tanah Abang ditutup. Ia kini hidup luntang lantung di jalanan.


"Dulu mah saya nyapu, tapi kerja lepas saja. Gara-gara corona kan ditutup, enggak ada penghasilan sekarang," ujar Jono di lokasi, Jumat 24 April 2020.

Jono mengatakan, bersama yang lainnya, ia tidur di jalan dalam tiga bulan terakhir. Pasalnya ia sudah tak mampu lagi mengontrak rumah karena tak punya pendapatan.

"Kita mah tidur di mana saja. Kita keluar malam doang, di sini soalnya kita nunggu bantuan. Kali saja ada rezeki kan alhamdulillah," pungkasnya.


Ada juga seorang ibu bernama Rinti (50). Ia biasanya bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di salah satu rumah warga di Penjaringan.


Namun Rinti harus kehilangan pekerjaannya karena majikannya tak mampu lagi membayar gajinya. Ia menyebut orang yang mempekerjakannya adalah salah satu pedagang pakaian di pasar Metro Tanah Abang.

"Kan pasar Metro tutup. Bos enggak bisa bayar lah," jelasnya.

Beda lagi ceritanya dengan Dion (33) yang terpaksa beralih profesi menjadi pemulung. Sebelum corona mewabah, ia biasa berdagang power bank di Pasar Tanah Abang.

"Kan sudah sepi di pasar, enggak ada yang beli. Ya sekarang seadanya saja jadi pemulung, paling dapat 20-30 ribu sehari," kata Dion.

Di Indonesia, jumlah kasus corona per hari Jumat 24 April 2020 tercatat sebanyak 8.211 kasus. 1002 pasien berhasil disembuhkan, sementara jumlah korban meninggal mencapai 689 orang.

Artikel ini sudah terbit di Suara.com