Sederet Politisi Berskandal Korupsi Terbesar di Dunia, Termasuk Indonesia

Korupsi.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Korupsi memang menjadi masalah kompleks yang mempengaruhi aspek sosial, ekonomi dan politik di semua negara. Bahkan, dapat merusak institusi demokrasi, memperlambat proyek pembangunan bahkan menyebabkan destabilisasi di pemerintahan.

Tindakan menyalahgunaan sumber daya, kekuasaan, dan posisi untuk memandapatkan keuntungan untuk diri sendiri, keluarga dan teman ini kerap kali dilakukan oleh politisi. Tak jarang sumber korupsi politisi adalah uang, barang, dana bantuan medis dan alokasi anggaran.

Melansir Liputan6.com, Selasa, 27 Februari 2018, berikut sederet politisi dengan skandal korupsi terbesar di dunia.

Sani Abacha

Kepala negara Nigeria yang berkuasa pada 1993-1998 ini, dilaporkan telah mencuri lebih dari 5 miliar poundsterling dari dana pemerintahan. Tindakan korupsi ini dilakukan selama rezimnya bersama keluarganya.

Pada 1998, Sani Abacha meninggal dunia saat tinggal di vila di Abuja setelah mengalami serangan jantung mendadak. Namun, ada desas-desus yang menyatakan bahwa Abacha diracuni.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat, kemudian baru mengungkap bahwa mereka telah membekukan 458 juta dolar AS pada Maret 2014. Diyakini uang ratusan jutaan dolar AS itu telah diperoleh secara ilegal oleh Abacha dan kelompoknya

Saddam Hussein

Presiden Irak tahun 1979-2003 ini pada 2003, tepatnya beberapa jam sebelum invansi Amerika Serikat, pernah memerintahkan Bank Sentral untuk mentransfer 1 miliar dolar AS dari kas pemerintahan ke rekening pribadinya.

Penyelidikan Senat AS menunjukkan bahwa Saddam Hussein telah menggelapkan sekitar 21 dolar AS dari penjualan minyak dan program bantuan makanan.

Slobodan Milosevic


Slobodan Milosevic adalah Presiden Serbia pada 1989-1997 dan Presiden Republik Federal Yugoslavia dari tahun 1997-2000. Setahun kemudian pada 2001, Milosevic ditangkap karena korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Milosevic diserahkan ke pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag dengan dakwaan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan penggunaan ilegal dana pemerintah senilai 2,1 miliar dolar AS. Milosevic meninggal sebelum persidangan berakhir.

Mobutu Sese Seko

Ia pernah menjabat sebagai presiden Republik Kongo dari tahun 1965-1997. Sementara ia berkuasa, ia mengubah nama Kongo menjadi Zaire pada tahun 1971.

Selama rezim diktatornya, ia dikenal karena nepotisme, berbelanja ke Paris, dan menggelapkan dana pemerintah. Dilaporkan bahwa ia telah menggelapkan 4-15 miliar dolar AS.

Negara tersebut telah mengalami inflasi yang tinggi, hutang berlebihan, devaluasi mata uang. Pada tahun 1991, kerusahan dan masalah ekonomi menyebabkan ia berbagi kekuasaan dengan pemimpin oposisi tapi dia menggunakan tentara untuk mencegah perubahan tersebut.

Pada bulan Mei 1997, ia dilempar dari kekuasaan oleh pasukan pemberontak. Ia meninggal di Maroko.

Ferdinand Marcos

Pria ini pernah menjabat sebagai presiden Filipina dari tahun 1965-1986, sebelum diberhentikan lewat revolusi yang dilakukan rakyat Filipina. Selama masa kediktatorannya, hutang negara telah tumbuh dari 1 miliar dolar AS menjadi 25 dolar AS.

Ia menggunakan rekening bank di luar negeri untuk menyalurkan dana pemerintah ke rekening pribadinya. Laporan menyatakan bahwa ia telah mencuri 5-10 miliar dolar AS dari kas Filipina. Kekayaannya didapatkan secara tak sah dari pengambilalihan perusahaan swasta besar, pinjaman pemerintah kepada kroni, dan suapnya dari perusahaan swasta.

Soeharto

Pada abad ke-20, rezim Soeharto yang merupakan Presiden Indonesia sejak tahun 1967 hingga 1998 ini dianggap paling korup. Bersama keluarganya, Soeharto mengendalikan perusahaan swasta dan badan amal. Akhirnya, demonstrasi besar-besaran masyarakat yang memaksanya untuk mundur membuatnya mengundurkan diri.

Transparency International memperkirakan, Soeharto telah menggelapkan 15-35 miliar dolar AS selama 32 tahun ia berkuasa. Pada Desember 2010, Makhamah Agung Indonesia telah mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh 307 juta dolar AS dari salah satu badan amal yang didirikan oleh Soeharto.

Namun diperkirakan, masih banyak sumber-sumber pemasukan keluarga Soeharto dari hasil perusahaan swasta dan kebijakan yang ia buat untuk memperkaya keluarga tersebut. Pada tanggal 27 Januari 2008, ia meninggal karena komplikasi dari lemahnya jantung pada usia 86 tahun.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id