Jalur Dulunya Dipakai Para Bangsawan

Pacu-Jalur.jpg
(kebudayaanindonesia.net)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Bagi warga Kuantan Singingi (Kuansing) saban Agustus tiap tahunnya perhalatan acara budaya berbalut olahraga ini selalu dinanti-nanti. Tak ayal jika ribuan wisawatan lokal dan mancanegara berduyun-duyun memadati gelanggang Tepian Narosa yang berada di Batang Kuantan. 

 

 

Namun, tahukah Anda, bagaimana sejarahnya pacu jalur? Berikut RIAUONLINE.CO.ID himpun dan sajikan sejarah budaya daerah Kuansing ini.

 

Tradisi jalur muncul di tanah Taluk Kuantan sejak abad ke-17. Dulunya, jalur digunakan sebagai alat transportasi para bangsawan saja. Seiring perkembangan zaman, alat transportasi sungai ini tidak lagi menjadi barang mewah bagi rakyat kecil.

 

Lambat laun masyarakat Kuantan sebagian besar bermata pencaharian bertani, juga menggunakan jalur sebagai alat transportasi. Jalur yang memiliki panjang 15 hingga 30 meter dan lebar 1,5 meter ini mampu mengangkut 40 hingga 60 orang.

 

Pacu Jalur


 

Kemudian para petani menggunakannya secara bersama-sama (batobo) guna mengangkut hasil panen. Ihwal jalur mulai dipertandingkan oleh masyarakat biasapun mulai muncul.

 

(Baca Juga: Pacu Jalur Ikon Pariwisata Riau)

 

Petani yang riang karena panennya berhasil meluapkan kegembiraannya dengan berpacu jalur. Kegiatan ini mulai berkembang dan menjadi tradisi serta dipertandingkan pada perayaan hari besar tertentu, usai Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha serta peringatan hari besat kemerdekaan Indonesia.

 

Paling tidak sudah tercatat 105 tahun pacu jalur dipertandingkan di ranah Taluk Kuantan jika dihitung hingga 2015. Pacu jalur mulai dipertandingkan secara resmi pada acara kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1993. Begitu banyak nilai luhur terkandung dalam pacu jalur hingga ia terus berkembang hingga kini.

 

Pacu Jalur2

 

Tak lupa peran Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) juga Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, turut ambil andil dalam pelestarian khazanah rakyat tersebut.

 

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi pemegang peran penting dalam memperkenalkan festival tahunan ini kepada masyarakat luas bahkan secara nasional dan internasional. 

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline