Proyek Tol Rengat–Pekanbaru Tutup Jalan, Petani Resah Tak Bisa Angkut Panen

Warga-di-Kantor-Kantor-Desa-Karya-Indah.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, KAMPAR - Warga Desa Swadaya Sakti, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, mengeluhkan penutupan akses jalan utama menuju Jalan Pemuda, akibat pembangunan Jalan Tol Rengat–Pekanbaru. 

Penutupan ini dinilai memutus jalur vital yang sudah digunakan warga selama puluhan tahun, terutama para petani yang menggantungkan hidup dari aktivitas harian melewati jalur tersebut.

Sejumlah warga kemudian berupaya mengadukan keluhan ini ke Kantor Kantor Desa Karya Indah, Rabu, 2 Juli 2025. Namun, Kepala Desa tidak berada di tempat. 

Sekretaris Desa (Sekdes), M. Noer, yang menyambut keluhan warga menyatakan akan menindaklanjuti aduan tersebut.

"Kami memahami keresahan warga. Penutupan jalan ini memang berdampak langsung terhadap akses masyarakat, apalagi banyak petani yang mengandalkan jalur tersebut," ujar M. Noer saat ditemui di Kantor Desa.

M. Noer berjanji bahwa pemerintah desa akan segera mengundang para RT, RW, serta pihak Hutama Karya (HK) sebagai pelaksana proyek tol untuk meninjau langsung kondisi di lapangan.


Ia menegaskan bahwa pemerintah desa tidak tinggal diam dan akan segera mengoordinasikan pertemuan antara masyarakat, pemerintah desa, dan pihak pelaksana proyek. 

Harapannya, dapat ditemukan solusi berupa pembukaan akses alternatif atau pembuatan jalan baru yang bisa dimanfaatkan oleh warga tanpa mengganggu jalannya proyek nasional tersebut.

"Segera kami akan lakukan survei lapangan. Kami ingin semua pihak dilibatkan agar solusi yang diambil bisa adil dan tidak merugikan masyarakat," tegas M. Noer.

Sementara itu, warga berharap pemerintah desa benar-benar memperjuangkan hak akses mereka dan tidak membiarkan masyarakat terisolasi di tengah geliat pembangunan infrastruktur.

Sebelumnya, masyarakat mempertanyakan kejelasan dari pihak desa terkait alasan dan solusi atas penutupan akses jalan di wilayah Swadaya Sakti yang menjadi penghubung antara Jalan Riau Baru, Jalan Pemuda Ujung, dan kawasan permukiman warga. 

Mereka khawatir jalan yang selama ini digunakan akan tertutup total tanpa ada alternatif yang disediakan.

"Sudah 20 tahun kami tinggal di sini dan jalan itu satu-satunya akses yang bisa kami pakai ke luar masuk. Kalau ditutup, bagaimana nasib kami? Bagaimana petani membawa hasil panen? Kami tidak menolak pembangunan, tapi kami butuh kejelasan dan solusi," ungkap warga terdampak, Tommy Ho.