5 Tips Membangun Adaptasi bagi Anak Rantau

merantau.jpg
(Pexels/Oleksandr Pidvalnyi)

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Merantau merupakan kegiatan perginya seseorang dari tempat tinggalnya ke daerah lain dengan tujuan tertentu. Ada yang memiliki tujuan untuk bekerja atau kuliah.

Kehidupan rantau sangatlah berbeda dengan kehidupan yang dialami ketika di rumah berkumpul bersama orang tua, seseorang dituntut untuk dapat mandiri dan dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru.

Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Migrasi adalah, 5 tips membangun adaptasi bagi anak rantau, simak ulasannya berikut ini.

Merantau bagi masyarakat Indonesia bukanlah hal yang lazim dilakukan, banyak orang memutuskan untuk merantau dengan alasan pendidikan atau bekerja.

Namun di balik itu banyak tantangan yang harus mereka hadapi dengan perbedaan budaya akhirnya menjadi penghambat atau suatu kendala dalam proses adaptasi lingkungan baru.

Anak yang merantau harus dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial dan lingkungan di tempat mereka berada, mulai dari bahasa, kebiasaan, makanan dan budaya.

Komunikasi

Komunikasi merupakan aspek yang penting untuk menentukan proses adaptasi bagi seseorang yang merantau. Adaptasi sosial budaya merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat

. Penyesuaian diri sangat dibutuhkan untuk membangun proses adaptasi dengan lingkungan yang baru dalam menunjang kehidupan sosial. Penyesuaian diri dapat meliputi aspek lingkungan, aspek budaya, tata cara berperilaku dalam kehidupan sehari-hari dan menyesuaikan diri agar dapat diterima dalam lingkungan yang baru.


 

Culture Shock

Latar belakang budaya atau suku bangsa merupakan salah satu hal yang bisa mempengaruhi bagaimana komunikasi itu dapat dengan baik terjadi. Setiap individu memiliki nilai, kepribadian dan sikap yang telah tertanam dari keluarga dan lingkungan sebelumnya. namun ketika k-link diyakini tersebut berhadapan dengan budaya lain, maka ia akan mengalami rasa tidak percaya diri dan kemudian disebut sebagai culture shock. Culture shock merupakan hal yang selalu dan hampir pasti terjadi dalam adaptasi budaya, merupakan rasa putus asa, terluka, ketakutan yang berlebihan dan keinginan untuk kembali terhadap rumah dan lingkungan sebelumnya. Hal tersebut akan terjadi di karena seseorang keluar dari zona nyamannya. Perasaan yang timbul karena karakter shop yaitu seperti merasa berbeda dengan orang lain, terasingkan, tidak dapat berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya sehingga cenderung melakukan kesalahan yang membuatnya tidak percaya diri.

Proses adaptasi akan menentukan bagaimana seseorang yang merantau dapat mengatasi rasa homesick atau ingin kembali. Berikut merupakan tips bagi anak rantau agar bisa beradaptasi dengan baik:

Percaya diri

Berada di lingkungan yang baru, jangan membuat diri anda merasa minder dan berbeda dari yang lain. Jadikan perbedaan tersebut sebagai ciri khas disikapi dengan cara menunjukkan nilai positif yang ada di dalam diri anda. Walaupun berasal dari latar belakang maupun budaya yang berbeda, hal itu bahkan bisa menjadikan diri anda terkesan unik dan bahkan banyak diingat orang lain.

Komunikasi antar budaya

Komunikasi antar budaya sebagai komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan. Komunikasi antar budaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda yang pada dasarnya mengkaji anda dapat berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi.

Mengatur perilaku

Migrasi adalah, 5 tips membangun adaptasi bagi anak rantau selanjutnya adalah mengatur perilaku. Seseorang yang merantau dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengatur perilaku seseorang untuk merespon segala tindakan terhadap orang lain. Dengan cara cara memahami lingkungan dan budaya, menghormati penjual menyesuaikan diri dengan orang yang ada di sekitar.

Adaptasi budaya

Cobalah untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dengan cara menunjukkan versi terbaik anda, untuk mengatasi rintangan-rintangan yang akan dihadapi dan memperoleh keseimbangan positif dengan kondisi latar belakang. Anda dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat bertahan hidup.

Keluar dari zona nyaman

Ketika Anda memasuki lingkungan baru, ubahlah kebiasaan anda ketika bersosialisasi dengan orang lain, cobalah untuk memulai lebih awal ketika berkomunikasi dengan orang lain. Jadilah pribadi yang lebih inisiatif, ahli tersebut merupakan salah satu upaya keluar dari zona nyaman. Hal itu akan merubah pola kehidupan sebelumnya.