Arsitektur Rumah Melayu, Ornamen hingga Ragam Hiasan

Arsitektur-Rumah-Melayu.jpg
(istimewa)

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Arsitektur melayu memiliki tipologi yang sangat banyak, di antaranya rumah melayu limas di Pekanbaru, rumah lontiok di Kampar, rumah bagonjong di gunung Toar dan lain sebagainya.

Untuk mengidentifikasikan rumah melayu terdapat tiga ciri fisik di dalam cara konstruksinya. Saat ini Riau online akan membahas mengenai Riau, arsitektur rumah melayu, simak ulasannya berikut ini.

Tipologi rumah tradisional Melayu

Tipologi rumah tradisional Melayu adalah rumah panggung atau berkolong dan memiliki tiang-tiang tinggi. Ruangan pada rumah melayu memiliki nama dan fungsi, tiap-tiap daerah juga memiliki penamaan yang berbeda akan tetapi fungsinya masih sama.

Rumah melayu diberi penamaan berdasarkan bentuk atap, sebutan lain adalah berdasarkan bentuk atap dan kemiringan atap berdasarkan pada posisi rumah terhadap jalan raya, serta sebutan berdasarkan bentuk bubungan atap.

 

Sedangkan secara umum untuk mengidentifikasikan rumah melayu terdapat tiga ciri fisik di dalam cara konstruksinya yaitu, fakta bahwa rumah tersebut berbentuk panggung, bentuk atap pelana dan finishing atap dengan gabel finials. Rumah melayu secara tradisional tidak hanya mencerminkan asal usul penghuninya tetapi juga status sosial dan keuangan mereka.

Susunan ruang pada rumah tradisional Melayu bisa dikatakan beragam, susunan ruang tersebut tergantung kebutuhan dan perubahan yang dilakukan masyarakat setempat.


Rumah orang asli ataupun rumah vernakular di sepanjang pantai timur Sumatera terdiri dari 3 ruangan yang memiliki fungsi yang hampir sama. Namun berbeda dari penyebutannya saja, penataan ruang rumah tradisional Melayu Riau umumnya dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu selasar rumah induk dan tenaga.

Susunan rumah melayu menjadi empat ruangan yaitu selasar, rumah induk, telo dan penanggah. Tata ruang adalah karakteristik yang paling penting dari bentuk Melayu karena ia lahir dari hierarki fungsi koneksi rumah dan kehidupan keluarga.

Ppenjelasannya ruang dibagi antara publik, swasta dan transisi atau semi publik. Gagasan privasi keluarga tercermin dalam bentuk dan pengaturannya.                                                                                                                                           

Ornamen Bangunan Melayu

Riau, Arsitektur Rumah Melayu selanjutnya adalah ornamen bangunan melayu. Rumah melayu memiliki ornamen dan ragam hias yang kaya, namun memiliki filosofi dan makna yang dalam.

Ciri unik lainnya dari rumah tradisional adalah ornamen ukiran kayu yang kebanyakan terinspirasi oleh interpretasi flora dan fauna lokal. Bentuk yang indah dan diukir dengan tangan yang terampil, masing-masing motif ornamen ukiran memiliki simbolis tersendiri makna dan nilai yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.

Selembayung yang disebut juga solo bayuang dan tanduak buang adalah hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung bangunan. Di bawah selembayung terdapat ornamen seperti tombak terhunus, menyambung kedua ujung perabung.

Sayap layang-layang atau sayap layangan merupakan hiasan yang terdapat pada keempat sudut cucuran atap. Sedangkan lebah bergantung atau lebah bergayut terdapat pada bagian bawah cucuran atap namun ada kalanya terdapat pada anak tangga.

Hiasan yang terdapat pada sepanjang perabung rumah disebut kuda berlari dan ada yang disebut sisik naga. Selanjutnya ada yang disebut singap, teban layar, ebek atau bidai. yang sekaligus berfungsi sebagai ventilasi.

Pada bagian yang menjorok keluar diberi lantai yang disebut teman layar atau lantai Alang buang atau disebut juga undan-undan. Selain itu pola ukiran ornamen bangunan Melayu diklasifikasikan menjadi dua jenis yang merupakan komponen ukiran 2 dimensi dan 3 dimensi.

Ragam Hias

Motif-motif yang terdapat di daerah Riau secara garis besar berasal dari flora seperti kaluk pakis, bunga Hitan, bunga kundur, tampuk manggis, pucuk rebung, serta yang berasal dari fauna seperti itik pulang petang, semut beriring, siku keluang dan motif dari alam seperti bulan sabit, bintang-bintang dan awan larat. Kelompok kaluk pakis adalah daun-daunan dan akar-akaran.

Ragam hias bunga bungaan yaitu bunga kundur, bunga melati, bunga manggis, bunga cengkih, bunga Melur, bunga Cina, bunga hutan serta rangkaian bunga matahari, tampuk pinang dan roda bunga.

Pucuk rebung berbentuk segitiga dengan garis-garis lengkung dan lurus di dalamnya. Pada umumnya di dalam segitiga tersebut terdapat satu garis tegak lurus yang dirangkai dengan ranting garis-garis melengkung ke kiri dan ke kanan. Garis-garis lengkung inilah yang membentuk pola ukiran pucuk rebung.

Motif ini merupakan perumpamaan dari pucuk bambu muda. Motif lainnya selain ragam hias yang dibahas namun masih ada beberapa ragam hias yang termasuk ke dalam khazanah perbendaharaan Melayu. Seperti motif alam, motif dari agama Islam dan kepercayaan, motif jala jala, terali biola dan lain-lain.

Sekian informasi mengenai Riau, Arsitektur Rumah Melayu. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi para pembaca.