BUMD Riau Mulai Hasilkan Dividen, Bank Riau Kepri Paling Progresif

Karmila-Sari8.jpg
(Sigit Eka Yunanda/Riau online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Wakil Ketua Komisi III DPRD Riau, Karmila Sari menyebut sejauh ini enam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Riau sudah mulai menghasilkan keuntungan dividen ke daerah. 

 

"Mereka sudah memberikan dividen, baru satu atau dua milyar. Tidak seperti 2019 yang sempat kosong," ujar Karmila, Senin, 21 Juni 2021.

 

Sementara itu, Bank Riau Kepri disebut Karmila  masih menjadi BUMD dengan kinerja paling progresif sejauh ini sejalan dengan penyertaan modal dan aset paling besar di antara BUMD lain.

 

 

"Paling tinggi Bank Riau Kepri masih di bawah seratus milyar karena aset mereka juga besar," tambah Karmila.

 


Melihat potensi ini, Karmila menyebut sudah seharusnya Bank Riau menjadi motor penggerak bagi BUMD lain terutama terkait pendanaan. Dengan cara ini menurutnya akselerasi BUMD akan terlaksana. 

 

"Kita ingin Bank Riau sebagai financing. Bank Riau untuk transaksi, BUMD lain yang melakukan pekerjaan di lapangan. Ini akan lebih mempercepat pertumbuhan," jelas Ketua Fraksi Golkar ini.

 

Terkait penambahan modal ke BUMD, Karmila menyebut direncakan penambahan modal ke Bank Riau Kepri dan PT. Jaminan Kredit Daerah (PT. Jamkrida) di Program Legislasi Daerah (Prolegda) 2021.

 

 

 

 

"Di Prolegda sempat ada masuk rencana penyertaan modal ke Bank Riau Kepri dalam beberapa tahun untuk mencapai saham mayoritas 51 persen. Selain itu juga ada Jamkrida karena salah satu syaratnya itu mereka asetnya harus 50 milyar sementara saat ini masih 25 milyar. Kalau tidak memenuhi itu akan terbekukan secara otomatis dan tidak bisa berfungsi," jelas Karmila.

 

Sementara itu, Performa ekonomi Riau dalam setengah tahun ini disebut Karmila memang cukup tersendat akibat pandemi. Namun demikian menurutnya masih ada sektor-sektor yang cukup menjanjikan.  

 

"Kita faham sekarang kondisinya sedang pandemi, tapi juga tidak menutup kemungkinan ada beragam sektor yang mengalami kemajuan seperti sektor perkebunan sawit, sektor kesehatan, kemudian UMKM makanan. Ini bisa diberdayakan maksimal lagi," Tutup Karmila.