Gambut Kering Sebabkan Karhutla, DLHK Fokus Lakukan Rewetting, Apa Itu?

lahan-gambut.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi, Makmun Murod menyebut saat ini tengah mengupayakan restorasi lahan gambut sebagai bagian dari solusi permanen atas masalah karhutla yang hampir setiap tahun melanda Riau.

“Ini kita upayakan sebagai solusi permanen untuk mengantisipasi kebakaran. Kita mengupayakan agar gambut ini bisa tetap terjaga dengan baik, berfungsi dengan baik dan tentunya harapan kita agar gambut tidak mudah terbakar,” ujar Makmun Jumat, 23 April 2021.

Ia menyebut lahan gambut kering sangat mudah terbakar. Oleh karena itu gambut perlu dijaga agar selalu basah sehingga tidak mudah terjadi kebakaran lahan.

“Solusinya rewetting, dengan dua kegiatan yaitu pembangunan sekat kanal dan sumur bor. Ini kita lakukan untuk menjaga kebasahan gambut itu,” ujarnya

Untuk tahun 2021, Murod menargetkan membangun 100 sekat kanal meliputi tiga konsesi Hutan Gambut (KHG) dan merawat 1146 sekat kanal di 17 KHG.


Selain Rewetting, strategi lain dalam upaya melakukan restorasi gambut adalah revegetation atau menanam ulang gambut dan revitalization atau peningkatan fungsi gambut bagi masyarakat sebagai lahan pertanian, perikanan, dan ekowisata.

Atas hal ini, DLHK Provinsi Riau disebut Makmun sedang mengupayakan 25 Hektar Demplot sebagai media bertani bagi warga untuk bertani tanpa melakukan pembakaran untuk membuka lahan.

Makmun berharap upaya ini pada akhirnya tidak hanya menjadi solusi permanen bagi kebakaran hutan dan merevitalisasi fungsi gambut namun disaat bersamaan juga merevitalisasi pemberdayaan manusia yang tinggal di sekitar lahan gambut.

Ia menyebut, dengan melakukan kanal bloocking ini lahan gambut bisa digunakan untuk menanam tumbuhan yang memiliki nilai ekonomis tinggi bagi masyarakat.

“Beberapa komoditas seperti sagu jika ditanam di lahan gambut dengan sekat kanal diyakini akan tumbuh lebih produktif dan memiliki volume lebih banyak dibandingkan dengan lahan kering,” ujar Makmun.