XL Axiata Tumbuh Solid di Tahun 2020, Untung Naik 6 Persen Dibanding 2019

XL-Axiata9.jpg
(XL Axiata)

Laporan: Dwi Fatimah

RIAU ONLINE, PEKANBARU – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) tetap mengalami peningkatan yang solid meski harus dihadapkan dengan situasi pandemi Covid-19. Sepanjang tahun 2020 XL Axiata berhasil meraih peningkatan pendapatan layanan lebih dari 6% dibandingkan periode yang sama dari tahun sebelumnya (YoY).

Selain itu, tingkat profitabilitas yang berkelanjutan juga terjaga dengan baik, di mana EBITDA meningkat sebesar 31% YoY, dan mencetak laba bersih dinormalisasi sebesar Rp 679 miliar.

Di sepanjang 2020, kontribusi pendapatan dari data mencapai 92%, dengan penetrasi smartphone mencapai 89% yang merupakan tertinggi secara industri.

Di sisi lain, rerata pendapatan per pelanggan atau ARPU campuran meningkat dari tahun sebelumnya Rp sebesar 35.000 menjadi Rp 36.000. Sementara itu, pembangunan jaringan data 4G terus berlangsung, dan hingga akhir 2020 telah mencapai 458 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia dengan lebih dari 54 ribu Base Transceiver Station (BTS) 4G.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini menjelaskan, sepanjang tahun 2020 XL Axiata berfokus pada keunggulan operasional mendorong digitalisasi bisnis dengan menerapkan otomatisasi dan simplicity.

"Pada saat yang sama, XL juga terus membangun keintiman dengan pelanggan, dengan memastikan kedua merek XL dan AXIS mencapai NPS (net promotor score) yang kuat pada segmen pelanggan yang menjadi target melalui beragam produk sesuai kebutuh, serta peningkatan kualitas jaringan secara berkesinambungan," katanya.

Beban operasional per akhir 2020 turun sebesar -15% YoY, didorong oleh berkurangnya beban infrastruktur hingga -30% YoY, di mana hal ini sebagai hasil dari adopsi IFRS 16.


Interkoneksi dan beban langsung lainnya juga turun -25% YoY terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan trafik layanan SMS dan voice.

Sementara itu, beban pemasaran menurun -8% YoY karena pergeseran pengeluaran yang kini lebih banyak pada penggunaan saluran digital.

Pada sisi jaringan, trafik data sepanjang tahun 2020 meningkat 47% YoY dari 3.320 Petabyte menjadi 4.869 Petabyte. Jika dihitung per kuartal, trafik di akhir kuartal keempat, trafik data meningkat 8% QoQ.

Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan, yaitu menjadi 57,89 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 56,88 juta.

Realokasi kapasitas 3G ke 4G yang dipercepat selama periode satu tahun di 2020 juga dilakukan perusahaan seiring dengan adanya penurunan trafik penggunaan layanan 3G yang hanya mencapai kurang dari 10% dari total trafik data.

Meskipun demikian, upaya mengurangi umur aset 3G yang berguna tersebut sejalan dengan tujuan untuk menghasilkan penghematan depresiasi yang akan meningkatkan profitabilitas di masa depan. 

Sepanjang 2020, XL Axiata mengenalkan sejumlah penawaran baru. Antara lain untuk pelanggan layanan prabayar ada XL Xtra Unlimited Turbo, dan Unlimited 1 jam.

Untuk pelanggan paskabayar ada Prio Flex dan myPRIO unlimited. Bagi pelanggan AXIS tersedia Edu-Pack, Owsem 48GB + Unlimited Games 30 hari, dan Bronet 24 Jam 8GB 7 hari, Selain itu, juga diluncurkan paket XtraBelajar sebagai salah satu dukungan para pelajar dan mahasiswa guna dalam rangka mendukung program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Guna menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses fiberisasi jaringan. Fiberisasi ini untuk mendukung peningkatan kualitas jaringan data di setiap area karena salah satu manfaat dari proses ini adalah kapasitas jaringan transport menjadi lebih besar.

Fiberisasi terbukti mampu meningkatkan kualitas jaringan untuk menopang sejumlah layanan data dengan kapasitas besar.

Dari sisi kondisi finansial, neraca perusahaan tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah mendapat tambahan dari hasil penjualan menara.

Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 6,46 triliun atau meningkat hingga 76% YoY. XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar, sebesar 67% di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan