Kakak Sulung Ratri, Pasien Corona Pertama di Indonesia Ternyata Musisi Terkenal

Bhismo-Kunokini.jpg
(youtube)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Pemerintah Indonesia baru saja mengumumkan kesembuhan pasien 01, 02 dan 03 yang berasal dari keluarga asal Depok, Jawa Barat. Keluarga ini resmi menjadi pasien virus Corona yang pertama di Indonesia yang langsung diumumkan Presiden Jokowi.

Pasien tersebut adalah Ratri Anindya (pasien 3), Maria Darmaningsih (pasien 2), Sita Tyasutami (pasien 1), dan Bhismo Kunokini (putra sulung). 

Ratri Anindya (pasien 3), Maria Darmaningsih (pasien 2), Sita Tyasutami (pasien 1), dan Bhismo Kunokini (putra sulung) berupaya saling menguatkan. [Ratri Anindya/BBC Indonesia]

Ratri Anindya (pasien 3), Maria Darmaningsih (pasien 2), Sita Tyasutami (pasien 1), dan Bhismo Kunokini (putra sulung) berupaya saling menguatkan. [Ratri Anindya/BBC Indonesia]

 

Berdasarkan penelusuran Riau Online, putra sulung Maria Darmaningsih, Bhismo Kunokini ternyata seorang musisi. Mengutip dari Detik. Hot, KunoKini adalah gorup band yang memainkan musik etnik yang beranggotakan, Bhismo, Fikri dan Bembi.

Bermodalkan puluhan alat musik tradisional, KunoKini melanglang buana melintasi benua-benua besar. Bahkan sejak pertama berdiri 2003 silam. International Folklore Festival Wismar, Jerman pernah dicicipi, begitu juga dengan Asia Pacific Week dan Live Spark Music, Brisbane, Australia.


Dari Delapan Hingga Sisa Tiga Personel, Ada Apa Dengan KunoKini?

KunoKini © KapanLagi.com/Bayu Herdianto

Pada 2011, KunoKini sudah bermain ke International Folklore Festival Zeeland, Belanda. Di Indonesia, tentu saja panggung mereka sama ramainya.

"Alat musik tradisional itu memang bisa dibuat pesta. Makanya, mari berpesta dengan alat musik tradisional," ujar Bebi saat berbincang dengan detikHOT beberapa waktu lalu.

Itulah sebabnya, bukan sebuah target yang berlebihan jika KunoKini ingin membuat tradisional lebih populer di tempat kelahirannya sendiri.

"Kami bukan ngotot untuk bisa diterima kaum urban. Ini hanya spirit dan pembuktian kalau alat tradisional itu bisa dipakai di budaya pop. Selama ini, kita terkesan kurang menjadi Indonesia di Indonesia. Dengan apa yang kita punya, kami mau membawa itu. Kalau pada akhirnya nggak diterima, nggak masalah," timpal personel lainnya, Fikri.

 

Foto: Reno Hastu Krisnapati

Berhubungan dengan pembuktian tersebut, grup pelantun 'Hey Beb!' itu pun siap menyajikannya di album terbaru. Koleksi ke-2 yang direncanakan rilis tahun ini.

"Kami bisa membuat musik sepulen musik modern dengan alat tradisional dan format rekaman 'live'. Istilahnya kami bisa membuat musik hip hop yang montok dengan alat tradisional," tutup Bhismo menegaskan.