Pekerja China Berulah, Kini Areal Lanud Halim Diterobos

KERETA-CEPAT.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, JAKARTA - Pekerja asal China kembali buat ulah. Kali ini fatal. Mereka masuk tanpa izin ke areal terbatas militer TNI Angkata Udara (TNI AU) di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. 

 

Pekerja asal China ditangkap tersebut berjumlah lima orang, plus dua pekerja asal Indonesia. Para pekerja tersebut merupakan rekanan dari PT Wijaya Karya, kontraktor pekerjaa proyek kereta cepat. 

 

Informasi diperoleh dari akun Facebook bernama Rio, kelima pekerja China itu diduga tentara China yang dipekerjakan di proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, melewati fasilitas militer TNI AU di Lanud Halim. 

 

"Terakhir sudah dibantah. Katanya bukan tentara tapi pekerja asing yg pake baju tentara...eemm..(MIKIIIRR)," tulis akun Rio di Facebook-nya, Rabu, 27 April 2016. 

 

Baca Juga: Ditelepon Yusril Ihza, Ramli: Lawan Kita Tiongkok, Bukan Ahok

 

Di akun tersebut, Rio juga menggunggah berdasarkan laporan Informasi Intelijen Lanud Halim Perdanakusuma Nomor R/LI/15/IV/2016 tanggal 26 April 2016, tentang aktivitas illegal dilakukan lima WNA China di Wilayah Lanud Halim Perdanakusumah.

 

Pada 26 April 2016 pukul 09.45 WIB, saat dilaksanakan patroli batas wilayah Lanud Halim oleh Seksi Pertahanan Pangkalan, ditemukan aktivitas pengeboran tanah oleh 7 (tujuh) orang tak dikenal, dua WNI dan 5 WNA China, di Cipinang Melayu, dekat Jalan Tol Jakarta-Cikampek (belakang Batalyon 461 Paskhas) koordinat 6º 15’ 12” LS dan 106° 54' 4”.


 

Kereta Api Cepat Jepang

 

Setelah dilakukan pengecekan, tulis Rio, diketahui ke-5 (lima) WNA China tersebut tidak memiliki Clearence (izin) dari TNI AU dan tidak dilengkapi identitas atau paspor. Selang sejam kemudian, kelima WNA China dan dua WNI diamankan di kantor Intelijen Lanud Halim untuk dimintai keterangan.

 

Klik Juga: Inilah Alasan Thailand Tunda Bangun KA Cepat dengan China

 

"Dari hasil wawancara diketahui kelima WNA China tersebut merupakan karyawan PT Geo Central Mining (PT GCM) beralamat di Pantai Indah Kapuk, Bukit Golf Jakarta Utara, counterpart dari PT Wika (Wijaya Karya), pelaksana proyek KCIC, sementara dua WNI tersebut merupakan karyawan lepas PT GCM," tulisnya.

 

Ketujuh pekerja tersebut, lima WNA China bernama Guo Lin Zhong, lahir Hunan, 5 Oktober 1989, pekerjaan  tukang bor dan administrasi, Wang Jun, Nanhz, 11 September 1987, pekerjaan Administrasi dan Peneliti, Zhu Huafeng, China, 10 Desember 1968, pekerjaan Teknisi Mesin. 

 

Kemudian, Cheng Qianwu, Hubei, 13 Oktiber 1967, pekerjaan Teknisi Mesin. Xie Wuming, Hubei, 25 Januari 1975, pekerjaan teknisi Mesin. 

 

Sedangkan dua WNI, Yohanes Adi, Jakarta, 29 Juni 1976, pekerjaan Karyawan Lepas PT GCM (Sopir), dan Ikfan Kusnadi, Jakarta, 11 Mei 1945, pekerjaan Karyawan Lepas PT. GCM (Interpreater)

 

Lihat Juga: China Bikin Gara-gara Lagi di Laut China Selatan

 

Ketujuh pekerja tersebut melakukan aktifitas pengeboran tanah dan ini telah berlangung sejak 22 April 2016 dengan tujuan mendapatkan sample komposisi tanah akan digunakan dalam pembangunan beton penyangga rel kereta.

 

"Ketujuh orang tersebut masuk ke wilayah Lanud Halim melalui jalan tol Jakarta-Cikampek, kemudian menerobos pagar batas tanah, sehingga tidak diketahui oleh personel Lanud Halim. Mereka mengaku tidak mengetahui tanah tersebut berada di kawasan militer Pangkalan TNI AU Halim, karena letaknya yang berbatasan dengan jalan tol," tulis Rio. 

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline