6 Film Bertema Kepahlawanan Cocok Ditonton di Akhir Pekan

Film-Jenderal-Soedirman.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Indonesia kembali memperingati Hari Pahlawan pada Jumat, 10 November 2023. Hari Pahlawan menjadi momentum untuk mengenang jasa para pahlawan merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI.

Ada banyak cara untuk mengenang jasa pahlawan yang telah bertaruh nyawa demi bangsa dan negara. Satu di antaranya menonton film-film bertema kepahlawanan yang mengangkat kisah kepahlawanan dan pengorbanan para pahlawan terdahulu.

RIAU ONLINE sudah merangkum beberapa film bertema kepahlawanan yang bisa kamu tonton di akhir pekan.

1. Nagabonar (1987)

Nagabonar film yang dilakoni oleh Deddy Mizwar. Film ini bergenre komedi yang menggambarkan situasi Indonesia pada 1986 dan mengambil latar peristiwa perang kemerdekaan Indonesia ketika sedang melawan kedatangan pasukan Kerajaan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia Sumatera Utara. Deddy Mizwar berperan sebagai seorang pencopet di Medan yang sering keluar-masuk penjara Jepang.

Ia bersahabat dengan seorang pemuda bernama Bujang (Afrizal Anoda). Sepulang dari penjara, Bang Pohan (Piet Pagau) mengatakan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan di Jakarta. Namun, berbeda dengan di Medan yang belum sempat dimerdekakan dan harus memerangi Belanda yang sudah memasuki wilayah Indonesia dengan maksud untuk berkuasa lagi. 

2. Sang Pencerah (2010)

Sang Pencerah mengisahkan perjalanan hidup pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Film ini dilakoni oleh Lukman Sardi, Sujiwo Tedjo, hingga Zaskia Adya Mecca.

Ceritanya berawal dari kepulangan KH Ahmad Dahlan dari Mekkah. Ia melihat warga kampungnya keliru dalam melaksanakan ajaran agama. Kemudian, ia pun merasa wajib meluruskannya. Dalam usahanya itu, ia harus berhadapan dengan pihak Belanda.

3. Sang Kiai (2013)


Film ini mengisahkan sosok KH Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang menolak melakukan ritual penghormatan kepada matahari (Seikerei) karena hal tersebut menyimpang dari agama Islam. Akibatnya, ia ditangkap oleh Jepang.

Untuk menghindari konflik, KH Wahid Hasyim berupaya untuk melakukan diplomasi dengan Jepang. Tapi, ternyata seorang pria bernama Harun tak terima, kemudian mencoba mengusir penjajah dengan cara kekerasan yang justru menimbulkan konflik bersenjata.

4. Jenderal Soedirman (2015)

Adipati Dolken menjadi sosok pemeran utama dalam film ini. Film Jenderal Soedirman mengisahkan perjuangan Jenderal Soedirman dalam bergerilya dalam kondisi sakit sekalipun.

Dalam kondisi sakit parah, Soedirman mampu membuat pasukan Belanda takluk dan akhirnya bersedia menandatangani perjanjian Roem-Royen. Ia memimpin perlawanan dalam Agresi Militer II yang terjadi pada 1948. 

Berbagai suka duka perlawanan Soedirman ditampilkan dalam film ini.

5. Kartini (2017)

Film Kartini menampilkan sosok pejuang emansipasi wanita dalam wajah yang lebih berani, kuat, dan cerdas sebagai perempuan. Film Kartini digarap oleh sutradara kondang Hanung Bramantyo yang juga banyak memproduksi film-film bertema sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia di masa lampau. 

Film ini pertama kali dirilis pada 2017. Pemeran utamanya adalah Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini. 

Film Kartini bahkan menyabet penghargaan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dari Festival Film Indonesia 2017 yang diraih oleh Christine Hakim.

6. Buya Hamka Vol. I (2023)

Film Buya Hamka merupakan film termasyhur era ini, diproduksi pada tahun 2023. Film ini menceritakan perjalanan hidup seorang sastrawan yang juga merupakan ulama bernama Abdul Malik Karim Amrullah yang kerap dipanggil dengan nama penanya, yakni Hamka. 

Perjalanan hidup Buya Hamka di kehidupan nyata penuh dengan perjuangan. Hal tersebut membuat dia dikenal sebagai tokoh inspiratif oleh masyarakat. Tak heran, Falcon Pictures mengangkat kisahnya ke layar lebar.

Film "Buya Hamka" ini sendiri dibagi menjadi 3 volume dan volume pertamanya sudah tayang sejak 19 April 2023 lalu.

Dalam volume diceritakan bahwa Hamka merupakan seorang pengurus Muhammadiyah di Makassar yang berhasil memberikan kemajuan pesat pada organisasi tersebut.

Dia juga menulis sastra koran dan cerita roman yang disukai oleh para pembaca. Diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat.

Artikel ini ditulis A. Bimas Armansyah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE