Capaian Vaksinasi untuk Murid SD di Pekanbaru Belum Capai Target

vaksin-anak-bawah-terget.jpg
(Laras Olivia/RIAUONLINE)

 

RIAUONLINE, PEKANBARU - Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru mendata, capaian vaksinasi anak baru 75,48 persen untuk dosis pertama. Sedangkan untuk dosis kedua masih di bawah 60 persen, yakni 53,04 persen.

Ada sebanyak 24,52 persen lagi peserta didik Sekolah Dasar (SD) di Kota Pekanbaru belum mendapat suntikan vaksin Covid-19. Mereka merupakan peserta didik berusia enam hingga sebelas tahun.

"Kita akui capaian vaksinasi bagi anak masih rendah, capaian vaksinasi anak di SD masih belum mencapai target," aku Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Muzailis, Selasa, 2 Agustus 2022.

Pihaknya sedang lakukan percepatan untuk vaksinasi bagi anak-anak di SD. Ia mengatakan, beberapa sekolah sudah menggelar vaksinasi di sekolah pada pekan kemarin.

"Kita juga ingatkan sekolah untuk mendata para peserta didik yang belum mendapat suntikan vaksin," jelasnya.

Muzailis mengaku percepatan vaksin bagi peserta didik tergantung ketersediaan pasokan vaksin dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.


 "Maka kita siap menggelar, untuk pasokannya tergantung dinas kesehatan," jelasnya.

 

 

Pihaknya memastikan belum ada kasus Covid-19 di sekolah. Ia menyebut, aktivitas belajar mengajar masih normal sehingga belum ada laporan terkait kasus suspek maupun terkonfirmasi Covid-19 di sekolah.

"Aktivitas belajar mengajar masih normal hingga kini belum ada laporan ada kasus di sekolah," jelasnya.

Proses pembelajaran tatap muka bakal dihentikan sementara apabila terdapat kasus Covid-19. Kebijakan ini sesuai dengan kebijakan dari Kemendikbud RI bahwa sekolah mesti hentikan sementara pembelajaran tatap muka bila terdapat kasus covid dan suspek.

Masa penghentian aktivitas belajar sementara antara tujuh hingga lima hari. Sekolah harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah peserta didik maupun guru yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Sekolah yang abai terhadap protokol kesehatan mencegah covid-covid-19 bakal dievaluasi penyelenggara belajar tatap muka di sekolah itu. Evaluasi tersebut bisa saja tidak bisa menggelar belajar tatap muka tapi secara online saja.