Perempuan Cantik tanpa Kosmetik, Emangnya Bisa?

International-Womens-Day.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU- Cantik adalah hal yang diinginkan semua wanita di dunia. Banyak wanita yang melakukan berbagai cara untuk menjadi cantik. Namun, apakah arti cantik itu sesungguhnya? Apa standar yang membuat seorang wanita itu cantik?

 

Cantik dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yakni elok; molek (tentang wajah, muka perempuan) indah dalam bentuk dan buatannya. Diartikan juga sebagai bentuk, rupa dan lainnya tampak serasi.

 

Namun kata cantik bisa saja berbentuk relatif dan sulit untuk dideskripsikan. Hal ini menjadi pembahasan menarik sejumlah pembicara perempuan dalam even bertema "Menjadi Cantik Tanpa Tuntutan."

 

Memanfaatkan momen Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day 2021 yang diperingati setiap 8 Maret. Para perempuan dari berbagai latar belakang mengisi ruang diskusi interaktif.

 

Satu pembicara, Butet Siregar membuka diskusi dengan pemaparannya mengenai cantik. Ia berujar bahwa cantik adalah kebanggaan terhadap diri sendiri. Saat perempuan yang percaya diri dengan penampilannya, ia akan memiliki aura cantik.

 

"Saya tidak begitu repot berdandan sebelum melakukan perjalanan atau travelling," ujar perempuan yang sering melakukan perjalanan itu.

 

Ada juga pembicara yang bekerja sebagai pewarta. Menurutnya, standar kecantikan kerap kali dibuat oleh masyarakat. Mereka menganggap cantik adalah bertubuh kurus, punya kulit putih, hidung mancung dan sebagainya.


 

Namun ia menampik hal tersebut. Ia menilai, seorang bisa cantik dengan apa saja yang ada pada dirinya.

 

"Kembali kepada diri sendiri, seseorang ingin dipandang cantik karena apa. Karena parasnya, tubuhnya, pengetahuannya, hatinya, ya bebas saja," jelas wartawan riauonline, Laras Olivia.

 

Para peserta yang meramaikan acara diskusi aktif menyodorkan pertanyaan. Mereka bertanya seberapa pentingnya cantik atau kosmetik ketika tengah berada di tempat kerja.

 

Giegie, seorang perempuan yang berkecimpung di dunia seni berujar, bahwa makna cantik itu fleksibel. "Ketika di rumah, saya merasa cantik hanya memakai daster. Saat saya lagi melukis dinding, saya merasa seksi ada banyak cat di tangan atau pakaian," katanya.

 

Tidak hanya membahas seputar makna cantik dan kosmetik. Diskusi juga alot membahas status perempuan di masyarakat dan diskriminasi yang masih kerap terjadi.

 

Pembicara lainnya yakni Cici, ia aktif bergiat dalam aksi HAM dan kemanusiaan. Ia menilai masih sangat banyak masyarakat awam yang mengenyampingkan hak-hak perempuan dan juga banyak tindakan-tindakan diskriminatif kepada perempuan.

 

"Perempuan sering dianggap objek. Di tempat kerja, masih banyak hak-hak perempuan yang tidak terpenuhi seperi cuti masa haid dan hamil. Perempuan harus berani bersuara," ujar aktivis salah satu penggerak eco-femimisme di Pekanbaru.

 

Even yang ditaja Boco Kopi itu juga ada pameran kosmetik bekas. Sejumlah kosmetik yang biasa digunakan perempuan menjadi simbol betapa rumit dan penuh tuntutan kehidupan perempuan.

 

 

Padahal, sebagai perempuan mestinya bergembira dengan apa yang ia miliki. Mencintai diri sendiri pada hakikatnya akan menimbulkan kecantikan dari dalam diri.

 

Seperti halnya cantik dalam "memory collective" adalah paras, kosmetik, fesyen, dan tampak luar lainnya. Padahal cantik perlu diberi makna "perkasa", yakni cantik adalah pintar, cantik adalah sehat, cantik adalah positif. Begitu yang pernah diungkapkan Dewi Candraningrum, Pemred Jurnal Perempuan yang menyelesaikan program master kajian perempuan di Monash University, Australia.