Di Inhu, Syamsuar Didoakan Jadi Gubri Hingga Kunjungi Makam Raja-raja Indragiri

Syamsuar-di-Inhu1.jpg
(ISTIMEWA)

Laporan: Effendi

RIAU ONLINE, SIAK - Setelah melakukan safari Ramadan ke Kuansing, Dumai, Kampar, Pekanbaru, kini Bupati Siak, Syamsuar melakukan berkunjung ke Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dilanjutkan ke Kabupaten Indragiri Hilir keesokannya.

Syamsuar saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Inhu, berkesempatan mengirim doa ke arwah raja-raja Indragiri saat berziarah ke makam-makam raja yang ada di Inhu yang terletak di kota Lama.

Kedatangan Syamsuar disambut baik oleh Koordinator Juru Pelihara Cagar Budaya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Batusangkar Wilayah Riau, Sumbar dan Kepri Kabupaten Inhu, Saharan.

"Kami mendapat kabar, Pak Syamsuar akan ikut Pilgubri 2018 nanti. Kami hanya bisa membantu doa semoga sukses. Dan kami juga punya harapan agar kawasan Cagar Budaya Kabupaten Indragiri Hulu menjadi cagar budaya provinsi serta jika perlu menjadi kawasan cagar budaya nasional. Jika perlu kawasan tersebut dapat diusulkan menjadi Word Heritage (warisan Dunia)," pinta Saharan, sebagaimana yang dilakukan oleh Syamsuar terhadap peninggalan sejarah yang ada di Siak.

Baca Juga: Tinjau Calon Lahan Sawah Baru, Danrem: Pemkab Siak Janji Bangun Pengairan

Saharan mengatakan, selama ini, baru Syamsuar sebagai Balon Gubernur yang berziarah dan mendoakan raja-raja Indragiri. Sebagai calon pemimpin wajib untuk tahu tentang sejarah makam-makam Raja di Inhu ini.


Saharan menceritakan, bahwa kawasan cagar budaya Komplek Makam Raja-raja Indragiri terletak di atas tanah seluas 16,19 hektar. Di dalamnya terdapat makam Raja Narasinga II yang Bergelar Paduka Maulana Sri sultan Alaudin Iskandarsyah Johan Zirullah Fil Alam (sultan kerajaan Indragiri ke-4) setelah pusat kerajaan Indragiri Pematang Tua (Pekan Tua) dipindahkan ke Negeri Meduyan (Kota Lama saat ini).

Di makam itu juga terdapat makam putranya yang bernama Usuluddin (Sultan Indragiri kelima), makam Sultan Kesedangan Indragiri (Ahmad Alam Syaputra) yang diangkat menjadi Raja Ibadah, makam Datuk Bendahara Raja Usman Fadillah Mangku Bumi Indragiri yang pernah dinobatkan menjadi Sultan Indragiri ke-15, Makam Raja Muda Indragiri Pertama (Raja Bergombak), Makam Panglima Andi Sumpu Muhammad Jokce Besi yang merupakan panglima Narasinga II.

"Kebinekaan tunggal ika itu sudah ada sejak zaman kerjaan dahulu, karena dalam komplek ini juga Makam Jenderal Verdicho Marloce panglima perang Kerajaan Portugis yang ditawan oleh Raja Narasinga II ketika Perang Daek Lingga (Malaka) merebut Kota Malaka dari kekuasaan Portugis yang kemudian dibawa ke Indragiri dan wafat di Indragiri serta sejumlah makam para menteri Kerajaan Indragiri," papar Saharan.

Klik Juga: Syamsuar Berlabuh di Partai Nasdem Untuk Maju dalam Pilgubri 2018

Dijelaskan Saharan, di kawasan Cagar Budaya komplek Makam Raja-raja Indragiri juga terdapat Benteng Pertahanan Kerajaan Indragiri yang terbuat dari gundukan tanah mengelilingi areal makam atau yang disebut Benteng Aur Berduri, yang sampai saat ini masih terjaga dan terpelihara.

Sebagaimana diketahui bahwa asal usul keturunan Raja-raja Indragiri ini berasal dari Sultan Malaka ke-4 yang bernama Malik Al Muluk, jadi selain merupakan makamnya Raja-raja Indragiri ini juga merupakan makamnya leluhur dan nenek moyang orang Malaka.

Tak hanya itu, kawasan Cagar Budaya Komplek Makam Raja-raja Indragiri adalah sebuah kawasan yang sangat strategis untuk pusat penelitian budaya dan sejarah karena di kawasan ini juga ditemukan berbagai pecahan pragmen (pecahan keramik) dan gerabah yang menunjukkan ada peradaban kehidupan masa lalu yang diduga berasal dari peninggalan dinasty Ming, Yang, Cing serta dari kerajaan Vietnam.

"Kami khawatir Cagar Budaya itu nyaris hilang. Dan saya secara pribadi juga kagum dengan Siak, sewaktu saya melakukan sinergitas di Siak. Kabupaten Siak juga memiliki cagar budaya yang sangat terawat dan terpelihara dengan baik. Kami juga sudah pernah usulkan ke dinas Kebudayaan Provinsi untuk kawasan Cagar Budaya ini," tandasnya lagi.

Lihat Juga: Syamsuar Yakin Bisa Bawa Riau Lebih Baik dengan Modal Ini

Menanggapi hal itu, Syamsuar mengatakan, bahwa Cagar Budaya itu merupakan inventaris Indragiri yang harus dijaga dan dihormati, terpelihara serta dilestarikan keberadaannya di Kota Lama.

"Budaya negeri ini adalah aset negara yang memiliki daya tarik tersendiri. Dimana saat ini wisatawan lebih suka dengan wisata budaya bukan wisata modern. Kota Lama ini bisa jadi Kota Pusaka, warisan budaya Indonesia dan bahkan akan jadi warisan budaya dunia," katanya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline