Menko PMK Puji Penanganan Stunting dan Kemiskinan di Pekanbaru

Muhadjir-Effendy4.jpg
(Riau Online/Laras Olivia)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy memuji penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.

"Ini sudah sangat bagus. Angka anak stunting sudah di bawah rata-rata nasional. Namun, Pemko Pekanbaru harus memenuhi target gubernur Riau. Karena, gubernur Riau menargetkan di bawah 14 persen pada tahun depan," ujarnya di Aula Kantor Lurah Wonorejo, Jumat, 19 Mei 2023.

 

Dirinya yakin Provinsi Riau bisa memenuhi target pemerintah pusat. Sekarang, persentase stunting Riau masih 17 persen. "Sesuatu yang sangat bagus," imbuhnya.

 

Menko PMK Muhadjir Effendi juga menyalurkan bantuan asupan gizi bagi anak-anak stunting di Kecamatan Marpoyan Damai. Bahkan, Profesor Muhadjir sempat menghibur para balita dengan menggendong si anak di pangkuannya.

 


Dalam kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi memaparkan data dan upaya penanganan stunting kepada Menko PMK. Salah satu upaya Pemko Pekanbaru adalah program Bapak Asuh Anak Stunting sebanyak 115 orang. 

 

Ia memaparkan persentase stunting 11,4 persen pada 2021. Pada 2022, persentase stunting naik jadi 14,8 persen. "Ini mungkin kelalaian kami karena tak bisa berkoordinasi saat itu. Tapi, kami yakin bisa lebih baik ke depan," jelasnya. 

 

Angka stunting mencapai 318 orang pada 2022. Sejak Januari 2023, Pemko telah mendampingi sekitar 200 keluarga guna menjaga makanan yang bergizi bagi anak stunting. Hasil evaluasi akhir Maret 2023, anak stunting berjumlah 115 orang. 

 

 

"Kami sudah membagi Bapak Asuh Anak Stunting sebanyak 115 orang. Jadi, anak-anak stunting ini sudah memiliki Bapak Asuh, mulai Forkopimda, Pj Wali Kota, Sekda, kepala OPD, Ketua TP PKK, Dharma Wanita, termasuk perusahaan-perusahaan. Jadi, mereka menyalurkan bantuan melalui CSR," jelas Indra Pomi. 

 

Lanjutnya, program Bapak Asuh akan dilaksanakan selama enam bulan. Program enam bulan ini hanya tahap pertama. "Kemudian, kami mengevaluasi lagi program Bapak Asuh ini sekitar Oktober atau November nanti," tuturnya.