Danau PLTA Koto Panjang Miliki Potensi Ekonomi Tinggi

Keramba-danau-PLTA-Koto-Panjang.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/WINAHYU)

 


RIAUONLINE, PEKANBARU - Danau PLTA Koto Panjang memiliki potensi alam luar biasa. Danau yang berada di wilayah Kabupaten Kampar ini, dibuat dengan menenggelamkan 16 desa untuk kebutuhan pembangkit listrik dan kini menjadi potensi baru bagi masyarakat sekitar.


Ratusan keramba tampak rapi terbentang di beberapa titik di danau tersebut. Pemandangan ini sudah bisa terlihat saat melewati jalan lintas Pekanbaru-Sumbar. Dan saat turun ke danau, keramba yang ada ternyata jauh lebih banyak dari perkiraan.

 

Keindahan alam di sekitar danau, menjadi pemandangan menarik lainnya yang bisa dinikmasi bila berkunjung ke sana. Dengan sampan bermotor milik para petani keramba, kita bisa menyusuri danau. Air yang terlihat hijau dipadu dengan bukit dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, cukup menyejukkan mata dan mampu menghilangkan kepenatan akibat rutinitas.

 

Di danau tersebut, kita bisa menjumpai Pos Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau yang dibuat dengan konstruksi mirip kapal. Pos terapung tersebut memiliki teras yang cukup luas yang bisa dimanfaatkan sebagai balai pertemuan. Selain itu, juga ada 3 kamar dan 1 kamar mandi. Di sekeliling pos, banyak terdapat keramba-keramba ikan mas dan nila. Dua jenis ikan ini, paling baik hidup di Danau PLT Koto Panjangang.

 


Menurut Prof. Irwan Effendi, mantan Kadis Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, potensi danau PLTA Koto Panjang masih sangat besar. "Saat ini baru 5 persen dari potensi danau yang dimanfaatkan untuk keramba ikan. Potensi lainnya adalah ekowisata. Danau ini cukup indah sebagai tempat tujuan wisata," katanya, beberapa waktu lalu.

 

Ikan dari Danau PLTA Koto Panjang, tidak hanya dikonsumsi oleh warga Pekanbaru dan sekitarnya. Tetapi juga untuk memenuhi permintaan konsumen dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Jambi. Bila musim panen tiba, akan berjajar truk-truk pembeli berplat Sumbar dan Jambi di pinggir danau yang tak berdermaga itu.

 

Danau yang memiliki luas 13.000.000 ha tersebut, tidak hanya menghasilkan ikan basah, tetapi juga ikan asap atau salai. Para penangkap ikan, banyak yang membuat gubug-gubug terapung di danau untuk tempat mereka mengumpulkan hasil tangkapan dan langsung mengasapkannya.

 

Seperti yang dilakukan oleh Feri, warga Bangkinang. Menurut Feri, setiap hari ia bisa mendapatkan hingga 8 kg ikan paling banyak dan 1-2 kg paling sedikit. Bila ia mengasapkan dengan menggunakan api sedang, kurang lebih dua hari, ikan selesai di salai.

 

"Permintaan terhadap ikan salai cukup besar dan harga jualnya juga tinggi. Untuk 1 Kg salai jenis baung, harga jual di pasaran mencapai lebih dari 200 ribu rupiah. Kami menjualnya di sini kurang dari 200 ribu rupiah," terang Feri.

 

Meskipun kualitas air di Danau PLTA berubah-ubah dan mempengaruhi hasil perikanan disana, namun tidak menyurutkan masyarakat untuk terus memanfaatkan potensi alam Danau PLTA Koto Panjang.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline