Candi Muara Takus dan Keindahan Alam Sungai Kampar

Candi-Muara-Takus.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/IZDOR)

RIAUONLINE, BANGKINANG - Menyaksikan kemegahan, keindahan serta uniknya struktur bangunan candi merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal dan mancanegara saat berkunjung ke komplek Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

 

Selain itu para wisatawan juga dapat menggali informasi tentang sejarah Candi Muara Takus, merupakan peninggalan umat Buddha pada dahulunya di Pulau Sumatera.

 

(BACA : Gulungan Ombak Bono yang bikin Rindu)

 

Konon dahulu, bangunan candi ini dibangun secara gotong royong dengan menggunakan material yang tersedia di sekitar seperti bebatuan dari sungai, pasir juga diambil dari sungai serta bata terbuat dari tanah liat, yang juga diambil dari alam sekitar daerah candi.

 


Berbeda dengan candi–candi di tanah Jawa, Candi Muara Takus struktur bangunannya didominasi bahan baku tanah liat. Komplek Candi Muara Takus memiliki luas wilayah 5.476 M2 hingga saat ini belum ada informasi atau data valid tentang kapan candi ini didirikan.

 

(BACA : Kemeriahan Petang Megang di Sungai Siak)

 

Yang pasti Candi Muara Takus merupakan bukti sejarah peninggalan agama Buddha di Sumatera dan juga merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

 

Ini dibuktikan dengan adanya prasasti ditulis Pendeta bernama I-Tsing. Pendeta ini, menurut sejarah semasa hidupnya pernah tinggal di Kerajaan Sriwijaya sebelum kembali ke negerinya yaitu China.

 

Para wisatawan selain dapat melihat kemegahan, keindahan serta keunikan struktur bangunan candi juga bisa menikmati keindahan alam Sungai Kampar berada tak jauh dari komplek candi.

 

(BACA : Siapa Bilang Riau tak Punya Objek Wisata Alam Ini Buktinya)

 

Bagi para pehobi mancing sambil berkunjung ke Candi Muara Takus juga bisa sambil menyalurkan hobi memancingnya. Ada ikan toman di Sungai Kampar ini, fish monster berbadan panjang dan memiliki berat mencapai puluhan kilogram yang tentu saja sangat disukai dan diburu oleh para penghobi mancing.