RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kota Pekanbaru diselimuti kabut asap akibat Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Asap mulai merambah hingga ke permukiman warga dan pusat kota, akibat kebakaran di lahan gambut seluas 30 hektare yang telah berlangsung selama empat hari, dekat lahan Polda Riau.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur, mengatakan bahwa kabut asap mulai memasuki wilayah pemukiman warga dan mencapai Kota Pekanbaru karena kondisi angin yang tidak menentu dan cukup kencang.
"Dampaknya adalah asap memasuki pemukiman masyarakat. Jarak kebakaran dari pemukiman sekitar lima kilometer, tapi karena angin bertiup cukup kencang dan berubah-ubah arah, asap menyebar luas".
"Kemarin sore angin bergerak ke arah barat, namun pagi harinya berganti arah dan bercampur embun, sehingga bau asap lebih terasa," jelas Jim Gafur, Selasa, 1 Juli 2025.
Saat ini, tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau dan Manggala Agni tengah melakukan upaya pemadaman secara intensif di area yang terbakar.
Jim Gafur juga menambahkan bahwa saat ini tim gabungan masih terus berjibaku memadamkan api, baik melalui jalur darat maupun udara. Pemadaman dari udara dilakukan dengan menggunakan satu unit helikopter water bombing milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Namun, mengingat luasnya area kebakaran dan tantangan geografis wilayah gambut, satu helikopter dinilai belum cukup.
"Ini sudah hari keempat satgas gabungan melakukan upaya pemadaman. Kita menggunakan heli water bombing, tetapi dengan kondisi seperti sekarang, satu unit heli sangat kewalahan. Untuk itu, kami sudah mengajukan permintaan penambahan helikopter kepada BNPB," tambah Jim Gafur.
BPBD Riau, lanjut Jim, telah mengirimkan usulan resmi kepada BNPB untuk menambah satu unit helikopter water bombing guna mempercepat proses pemadaman serta mencegah api menyebar ke area yang lebih luas.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BNPB agar heli water bombing ditambah, karena daerah yang terbakar cukup luas dan lokasinya sulit dijangkau. Penambahan helikopter akan sangat membantu mempercepat pemadaman dari udara," tambahnya.
Selama tiga hari terakhir, helikopter yang beroperasi di wilayah Tapung telah melakukan hingga 169 kali water drop setiap harinya. Hasilnya cukup signifikan dalam menurunkan intensitas api dan mengurangi sebaran asap.
"Untuk di Tapung sendiri, ini sudah hari ketiga. Kemarin heli sudah melakukan dua sorti dengan total 169 water drop. Dampaknya sangat terasa, api mulai berkurang dan asap mulai menipis dibandingkan hari sebelumnya," tutup Jim.
Meski demikian, potensi ancaman kabut asap masih tinggi apabila pemadaman tidak segera dituntaskan.
BPBD Riau bersama unsur terkait kini terus memantau perkembangan cuaca serta pergerakan angin untuk mengantisipasi penyebaran asap ke wilayah yang lebih padat penduduk.