El Nino Datang, Ini yang Harus Dilakukan Petani Riau agar Tetap Bisa Panen

Kekeringan.jpg
(Unsplash.com/Md. Hasanuzzaman Himel)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Provinsi Riau pada 2023 terdampak musim kemarau kering atau El Nino. Sejak Februari, kemarau juga telah terjadi di wilayah pesisir Bumi Lancang Kuning. Puncaknya pada Mei ini.

 

Terhadap kemarau kering ini, sektor lain yang turut terdampak yakni bidang pertanian. Para petani tentunya harus lebih bekerja keras menghadapi kemarau kering agar garapannya tetap menghasilkan panen.

 

Hal itu mengingat, beberapa daerah di Riau masih terdapat petani padi seperti di Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Ada juga petani bawang seperti di daerah Kuantan Singingi. Serta berbagai komoditas pertanian di wilayah Riau.

 

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Riau, Syannora, mengatakan, strategi pertanian yang dilakukan pihaknya kepada para petani yakni dalam menghadapi el nino yakni jangka menengah dan jangka panjang.

 

"Untuk jangka menengah seperti memperbanyak pembuatan embung, sumur resapan, sumur renteng, rorak di daerah rawan kekeringan. Kemudian, pengenalan teknologi antisipasi kekeringan yang ramah lingkungan (pupuk organik, pembenah tanah)," jelasnya pada Sabtu, 20 Mei 2023.

 

Selain itu, sosialisasi dan penerapan budidaya bertanam padi di lahan kering dan penerapan pola tanam dengan tanaman selain padi. Lalu, meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait (Pemda, PUPR, kelembagaan tani). 


 

Hal lain yang perlu diperhatikan, menurutnya, meningkatkan penyuluhan kepada petani tentang proses budidaya yang lebih optimal dengan memaksimalkan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan Pengendali OPT (POPT). Lalu, meningkatkan penyuluhan tentang pemanfaatan informasi iklim melalui 

Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI), Digital Elevation Model area Doth per Inch.

 

"Untuk jangka panjang tentunya adanya kerjasama dengan petani maupun pihak terkait. Kemudian, aktif sosialisasi dan penyuluhan pertanian. Serta selalu berkoordinasi," ungkapnya.

 

Mengenai kerjasama, katanya, bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya pengawasan dan penerapan sanksi terhadap pihak-pihak yang melakukan perusakan lingkungan. Sementara, penyuluhan dilakukan bersama pemerintah daerah terhadap para petani.

 

Sosialisasi bermaksud tentang sosialisasi kepedulian masyarakat tentang perubahan iklim dan antisipasi bencana alam. Terakhir, mengkoordinasikan dengan instansi terkait upaya antisipasi kekeringan (penghijauan, pengawasan terhadap kelestarian hutan, longsor, perbaikan dan perluasan jaringan irigasi, tanggul-tanggul dan manajemen pengaturan pengairan dengan baik).