Senasib, Setelah Ekspor, Kini Nilai Impor Riau Juga Turun

Badan-Pusat-Statistik.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat pada Mei 2022 tidak hanya nilai ekspor Riau yang mengalami penurunan cukup drastis yakni 50,88 persen, kali ini nilai impor Riau juga merasakan hal serupa. 

 

Pada Mei 2022 nilai impor Riau sebesar US$ 191,47 juta mengalami penurunan mencapai 19,91 persen dibanding impor April 2022. 

 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Misfaruddin mengatakan penurunan ini disebabkan oleh turunnya impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 86,72 persen dan 7,35 persen.

 

"Demikian juga impor nonmigas pada Mei 2022 sebesar US$ 186,44 juta mengalami penurunan sebesar 7,35 persen dibanding impor nonmigas April 2022. Sehingga kontribusi seluruh impor Riau terhadap nasional hanya sebesar 1,03 persen," ujar Misfaruddin, Jumat 18 Juni 2022. 

 

Dijelaskan Misfaruddin, penurunan impor nonmigas pada Mei 2022 terjadi pada enam golongan barang diantaranya, Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 11,91 juta, Bahan Kimia Organik US$ 6,24 juta, Bahan Kimia Anorganik US$ 5,85 juta, dan Mesin/Peralatan Listrik sebesar US$ 1,47 juta. Sedangkan kenaikan impor nonmigas terjadi pada Garam, Belerang, Kapur sebesar US$ 4,14 juta, Benda-benda dari Besi dan Baja US$ 3,60 juta, Mesin mesin/Pesawat Mekanik US$ 1,87 juta, dan Bubur Kayu (Pulp) US$ 0,41 juta.

 


"Total nilai impor nonmigas dari 13 negara pada Mei 2022 mencapai US$ 165,89 juta pun turun US$ 9,43 juta (5,38 persen) dibandingkan April 2022. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh turunnya nilai impor dari beberapa negara utama seperti Finlandia US$ 16,48 juta (68,87 persen), Filipina US$ 15,72 juta (88,31 persen), dan Amerika Serikat US$ 5,81 juta (78,74 persen)," jelasnya

 

 

 

Kendati demikian, Misfaruddin menyebut dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, impor dari 13 negara utama selama Januari-Mei 2022 naik US$ 564,01 juta (153,34 persen).

 

"Peningkatan nilai impor terutama berasal 

dari Tiongkok US$ 205,35 juta (178,33 persen), Finlandia US$ 93,38 juta (620,35 persen), dan Kanada US$ 59,98 juta (63,15 persen)," pungkasnya.