Dari Pimpinan hingga Bawahan, Berikut Daftar Aksi Kontroversial Polres Kampar

spanduk-Kapolres-Kampar.jpg
(Viral Medsos)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Berbicara masalah Polres Kampar, banyak polemik yang terjadi dari pimpinan hingga bawahannya. Baik kepada masyarakat kecil hingga kepada awak media.

Berbagai masalah dan problematika terjadi di jajaran Polres Kampar. Hingga saat ini masyarakat belum melihat tindakan atau teguran Polda Riau kepada jajaran Polres Kampar.

Berikut RIAUONLINE.CO.ID merangkum beberapa persoalan di jajaran Polres Kampar, Rabu, 2 Maret 2022.

1. Kapolres Kampar, AKBP Rido Purba membentak Awak media Ketika Penemuan Mayat Mengering di Jalan Purwosari Ujung, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Jumat, 22 Oktober 2021 sekitar pukul 21.35 WIB.

Kronologisnya, saat itu wartawan mau mengambil video mayat yang diidentifikasi Polres Kampar.

 

Masih jauh dari Police Line, Kapolres yang baru datang bersama rombongan identifikasi merasa risih dengan warga yang berbondong-bondong ingin melihat proses identifikasi.

Tiba-tiba ada seorang yang wartawan daerah memfoto Kapolres Kampar, AKBP Rido Purba saat mau masuk ke TKP identifikasi.

Sontak AKBP Rido Purba ngamuk dan marah-marah kepada wartawan yang memfoto dirinya.

"Yang foto saya kesini, kau tak ada etika, kau foto orang tak izin dulu," ucapnya sambil marah-marah dan membentak wartawan tersebut.

Hingga akhirnya wartawan tersebut minta maaf dan menjauh dari lokasi.

Tak sampai disitu, saat dua orang wartawan televisi nasional ingin mengambil gambar dan minta izin, Kapolres Kampar kembali marah.

"Kalian saja yang identifikasi ya," pungkasnya sambil marah.

2. Bhabinkamtibmas Polres Kampar Halangi Wartawan Ambil Gambar Dekan Fisip Unri, Syafri Harto di Kejaksaan Negeri Pekanbaru, Senin, 17 Januari 2022.

Pria yang mengaku sebagai anggota Polda Riau mencoba menghalangi awak media TVOne dan mendorongnya.

Sontak kejadian ini menimbulkan kegaduhan dan beberapa awak media yang ikut kesal mengejar anggota Polisi dari Polres Kampar tersebut yang berinisial Aipda DT.

Akhirnya personel dari Polres Kampar tersebut diperiksa Propam Polda Riau dan ia didamaikan oleh Bid Humas Polda Riau bersama awak media.


3. Adanya Spanduk dari warga Muhammadiyah jika Kapolres Kampar, AKBP Rido Purba kasar dan Arogan.

Sejumlah spanduk yang berisi tentang arogansi dan kasarnya Kapolres Kampar, AKBP Rido Rolly Maruli Parsaoran Purba terpampang di sejumlah tempat di Wilayah Kampar.

Dalam spanduk tersebut disampaikan, menolak sikap kasar dan arogansi Kapolres Kampar Rido Purba terhadap Kepala Sekolah, Guru, Kepsek, Pengawas dan Kepala Desa Kabupaten Kampar.

Hal tersebut disampaikan oleh sejumlah kader dan simpatisan Muhammadiyah Kabupaten Kampar.

"Mohon pak Kapolda. Kami miris dengan cara berkomunikasi Kapolres Kampar dengan Kepala Sekolah, Aparatur Desa di Kecamatan Kampar. Orang Kampar tak terbiasa dengan bahasa kasar," tulis Herman di dinding facebooknya, Minggu, 13 Februari 2022.

Beberapa saat kemudian postingan tersebut dihapus oleh Herman Hidayat. Ia kemudian membuat video klarifikasi permohonan maaf terkait vaksinasi kepada Kapolres Kampar.

Hingga akhirnya, Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal minta maaf langsung kepada Pengurus Muhammadiyah di jalan Ahmad Dahlan Pekanbaru.

Buntut dari peristiwa ini, Kapolres Kampar, AKBP Rido Purba diperiksa Propam dan sampai hari ini belum ada kejelasannya.

4. Anggota dari Polres Kampar menampar dan memukul remaja berusia 19 tahun karena tidak memakai helm saat berkendara.

Dua remaja satu di antaranya tunanetra diperlukan kasar oleh anggota Polres Kampar, Sabtu, 26 Februari 2022 malam.

Kedua remaja ini diketahui bernama Rendi (19) dan Chandra (tunanetra) diduga dipukul dan ditampar oleh anggota Polres Kampar.

Kronologisnya, kedua remaja ini mau ambil suatu barang di Bangkinang menggunakan sepeda motor Yamaha Mio dengan nomor polisi BM 2876 ZAE.

Rendi membawa motor berboncengan dengan Chandra diberhentikan karena tidak memakai helm di Jalan Ahmad Yani, dekat Pendopo Bupati Kampar oleh anggota Polres Kampar.

"Saat kami mau kabur, motor polisi itu tersenggol sama kami dan patah lampu sennya, lalu ia marah dan membenturkan kepala kami," ujar Rendi kepada RIAUONLINE.CO.ID Selasa, 1 Maret 2021.

Tidak hanya dibenturkan, Rendi juga mendapat tamparan pada waja kiri dan di bogem pada bagian perut.

"Saya ditampar dan dipukul (tinju-red) bagian perut sebanyak enam kali," terangnya.

Chandra yang tunanetra juga mendapat perlakuan sama. Ia ditampar oleh anggota Polres Kampar.

"Saya ditampar pada pipi bagian kiri. Saya sudah minta ampun masih saja dipukul," terangnya.

Pukul 23.00 WIB, orangtua Rendi datang menjemput dan sang polisi yang memukul baru sadar kalau Chandra tidak bisa melihat.

Menanggapi hal ini, Kapolres Kampar AKBP Rido Purba akan menyelidiki kasus ini terlebih dahulu.

"Nanti saya cek ya, Makasih infonya," tutup AKBP Rido Purba.

Sampai saat ini, masyarakat masih menunggu langkah dari Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal untuk memberikan peringatan kepada Polres Kampar yang kerap kali bermasalah baik kepada warga maupun kepada awak media.