Guru dan Sahabat Mengenang V: Sosok Ramah, Berjiwa Sosial Tinggi

Vebby-Riskika2.jpg
(facebook/Vella Haristin Rinanda)

Laporan: HENDRA

RIAU ONLINE, SIAK - Kepergian V, Gadis remaja korban pembunuhan di kebun sawit menyisakan duka mendalam bagi sahabatnya di sekolah.

Teman satu kelasnya di salah satu sekolah menengah atas negeri di Mempura sangat kehilangan sosok ceria. Canda tawanya kini tinggal kenangan para sahabat.

Sumiati, sahabat terakhir berada di dekat korban sebelum dinyatakan hilang Rabu, 2 Februari 2022. Tidak ada firasat sedikitpun dirasakan Sumiati saat mengantarkan sahabatnya itu pulang ke rumah seusai pulang sekolah.

"Hari itu V sangat ceria tidak ada sedikitpun kesedihan atau masalah terpancar dari wajah teman kami," Ucap Sumiati.

Sumiati bercerita, sepulang sekolah mereka sempat jalan berdua ke kota Siak atas permintaan sahabatnya itu.

"Sekitar pukul tiga sore saya mengantarkan V ke rumahnya, kemudian saya pulang ke rumah," ujarnya.

"Saya sangat menyesal kenapa pada hari itu saya langsung pulang, seandainya saya lebih lama main di rumah V pasti dia tidak akan keluarrumah sore itu, dan peristiwa itu tidak akan terjadi," sesal Sumi.

Tak hanya sahabat, duka mendalam juga dirasakan gurunya di sekolah.

"V memiliki akhlak yang baik, sopan, ramah dan memiliki jiwa sosial yang tinggi, setiap kali jumpa dengan guru selalu menyapa duluan kemudian menyalami dengan mencium tangan," ucap guru Sosiologi, Umiyati.


"Kami sangat kehilangan sosok V, semua sudah terjadi kami pun tidak bisa berbuat apa-apa, semoga pelaku diberi hukuman yang setimpal dengan perbuatanya supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi, tutupnya.

Sebelumnya, warga kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau, gempar menyusul penemuan sesosok jenazah di terkubur di kebun sawit. Tak diduga, jasad tersebut ternyata VMR yang sempat dilaporkan hilang oleh pihak keluarga.

Korban meninggalkan rumah pada Rabu (2/2) saat berpamitan ke warung membeli paket internet.

Namun akhirnya korban justru ditemukan dalam kondisi meninggal dunia terkubur di kebun sawit. Jasad korban ditemukan pemilik kebun tak lain ayah tiri pelaku sendiri saat mencurigai bau tak sedap.

"Saksi mencium bau bangkai dan mencurigai mayat di kebun lalu melaporkan temuannya kepada warga sekitar," kata Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardianto, lewat keterangan tertulis, Senin (7/2).

Aparat kepolisian dari Satreskrim Polres Siak, dibantu Ditreskrimum Polda Riau meringkus pelaku pembunuhan disertai perkosaan di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak.

Terungkap, pelaku pembunuhan tak lain teman korban sendiri insial SAS (16). Pelaku ditangkap polisi kurang dari 24 jam setelah korban ditemukan meninggal dunia, Minggu (6/2/) siang.

“Setelah jasad korban ditemukan hari Minggu siang, malamnya pelaku langsung kita tangkap,” kata Rahardianto.

Rahardianto menjelaskan, peristiwa berawal saat korban hendak meminjam uang kepada pelaku.

Pelaku terhubung melalui media sosial Facebook. Lewat pesan messenger, pelaku membuat kesepakatan bertemu untuk memberi uang yang dipinjam korban.

Setelah korban bertemu dengan pelaku lanjut Rahardianto, kemudian pelaku mengelabui korban bahwa uang yang akan dipinjamkan berada di salah satu gubuk yang berada di kebun sawit di Mempura.

Setelah korban ikut ke gubuk yang dijanjikan, ternyata pelaku langsung menyekap lalu merudapaksa korban.

Usai cabuli, pelaku justru menghabisi nyawa korban dengan menyayat nadi korban.

Setelah dibunuh, pelaku pergi meminjam cangkul kepada warga sekitar dengan alasan untuk menanam sawit.

“Setelah korban tewas, pelaku mengubur korban tidak jauh dari gubuk tempat korban dibunuh,” jelas Gunar.

Atas perbuatannya, pelaku SAS disangkakan dengan Pasal 81 Ayat 5 UU No. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perpu No 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Dan Atau Pasal 340 KUHPidana.

“Ancaman hukuman Penjara Paling Singkat 10 (sepuluh Tahun) dan paling lama 20 (dua puluh tahun) dipidana mati, seumur hidup,” tutup Gunar.