5 Perspektif Kajian Sejarah

Konferensi-Meja-Bundar.jpg
(Dok Kompas)

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Manusia memiliki cara pandang atau perspektif berbeda ketika melihat dan menilai suatu permasalahan.

Berpikir dengan perspektif sejarah dapat diartikan sebagai upaya memaknai kehidupan manusia melalui sudut pandang sejarah.

Dengan kata lain perspektif sejarah digunakan untuk memahami proses kehidupan manusia dalam konteks ruang dan waktu. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Indonesia, 5 perspektif kajian sejarah, simak ulasannya berikut ini.

Konsep kronologis

Kronologi berarti urutan waktu dari sejumlah peristiwa atau kejadian. Dengan demikian konsep kronologis berarti berpikir secara runut sesuai urutan terjadi peristiwa.

 

Dalam kisah sejarah peristiwa disusun berdasarkan urutan waktu kejadiannya. Urutan-urutan peristiwa yang dituliskan tidak boleh melompat-lompat. Apabila ada urutan peristiwa yang melompat menyalahi aturan waktu, tulisan tersebut menjadi anakronis.

Konsep diakronik

Dalam konsep diakronik, setiap peristiwa berkembang berdasarkan perjalanan waktu. Peristiwa tidak hadir sebagai peristiwa tunggal. Sebaliknya suatu peristiwa pasti mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya.


Konsep diakronik melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan pergerakan sepanjang masa. Dapat disimpulkan, diakronik lebih mengutamakan memanjangnya dimensi waktu dengan sedikit keluasaan dimensi ruang.

Konsep sinkronik

Indonesia, 5 perspektif kajian sejarah selanjutnya adalah konsep sinkronik. Sejarah akan menjadi ilmu yang bersifat sinkronik ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, politik dan ekonomi.

Ketika sejarah ditulis dengan pendekatan ilmu sosial, sejarah bukan hanya memanjang dalam waktu melainkan juga meluas dalam ruang. Oleh karena itu dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial kajian sejarah dapat bersifat diakronik dan sinkronik.

Konsep kausalitas (sebab akibat)

Sejarah merupakan ilmu berhubungan dengan sebab akibat. Model kausalitas berupaya menjelaskan peristiwa sejarah Dengan merangkaikan berbagai fakta dalam sintesis hubungan sebab akibat.

Hukum sebab-akibat menunjukkan setiap fenomena atau peristiwa merupakan akibat dari sebab sebelumnya.

Konsep periodisasi

Periodisasi dapat diartikan sebagai pembabakan waktu yang diterapkan dalam kajian sejarah. Pembabakan waktu diterapkan untuk membatasi kajian sejarah. Sejarah membatasi kajiannya pada kurun waktu tertentu. Dengan pembatasan tersebut, peristiwa sejarah dapat menunjukkan pola tertentu.

Pembabakan waktu diterapkan untuk menunjukkan suatu kurun waktu memiliki corak atau berkarakteristik khas. Dengan periodisasi, kisah sejarah sangat panjang dapat dikelompokkan menjadi beberapa Babakan waktu.

Pembabakan tersebut dilakukan untuk memudahkan pembaca memahami keseluruhan alur kisah sejarah. Pembabakan waktu juga menunjukkan karakteristik setiap zaman.

Cara berpikir sejarah dapat dikembangkan dengan membangun kesadaran tentang waktu. Sejarah adalah ilmu yang senantiasa menempatkan peristiwa dalam konteks waktu.

 

 

Setidaknya ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan dalam membangun cara berpikir sejarah yaitu setiap peristiwa harus ditempatkan pada susunan kronologis, setiap peristiwa selalu mempunyai hubungan kausalitas dengan peristiwa-peristiwa lainnya dan setiap zaman memiliki karakteristik berbeda dengan zaman lainnya.

Ketiga aspek tersebut menjadi landasan utama dalam cara berpikir sejarah.

Sekian informasi mengenai Indonesia, 5 perspektif kajian sejarah. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.