Kasus Covid-19 Terhadap Anak di Riau Tertinggi di Indonesia

indra-ypppi.jpg
(wayan)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Juru Bicara Satgas Covid-19 dr Indra Yovi menyampaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada usia anak dibawah 18 tahun tertinggi di Riau tertinggi di Indonesia.

Riau juga menjadi daerah dengan angka kematian pada usia anak dibawah 18 tahun akibat terpapar Covid-19 se-sumatera.

"Jumlah kasus Covid-19 anak di Provinsi Riau termasuk tertinggi di Indonesia. DKI Jakarta, Jawa Barat, kemudian Provinsi Riau. Di Sumatera jumlah kasus Covid-19 anak itu berarti dibawah 18 tahun," kata Yovi saat konferensi pers di Gedung Daerah Provinsi, Senin, 06 September 2021.

"Jumlah angka kematian anak akibat Covid-19 termasuk paling tinggi se-sumatera," sambungnya.

Dia bersama perhimpunan dokter tengah mengamati kasus anak Covid-19 di Riau ini. "Ini kami juga bekerja sama dengan perhimpunan, atau Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam beberapa hari kedepan akan memberikan rekomendasi. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan," sebutnya.

Kasus Covid-19 usia anak terjadi akibat lambatnya perawatan di rumah sakit. "Karena kebanyakan sesudah di mapping ternyata banyak anak-anak yang meninggal akibat Covid-19 itu terlambat dirujuk," ungkapnya.

"Artinya ada mungkin ketakutan orang tua, bagaimana nanti anak saat isolasi. Apakah harus ditemani, apakah boleh ditemani. Nah ini juga harus disampaikan secara bijak ke masyarakat," imbuhnya.

Pihaknya mengingatkan agar masyarakat yang mempunyai anak terpapar Covid-19 harus tahu kapan dilakukan isolasi mandiri dan perawatan di rumah sakit.


"Supaya masyarakat memahami kapan anak yang terkena Covid-19 harus dirawat, kapan boleh isolasi mandiri, karena ini penting sekali supaya tidak terjadi lagi kematian akibat Covid-19 pada anak-anak kita," pungkasnya.

Sekadar informasi, data terbaru untuk kasus Covid-19 pada anak pertanggal 4 September 2021 di Provinsi Riau berjumlah 18.480 kasus. Pasien anak yang sembuh sebanyak 17.825 kasus. Rawat di rumah sakit 22 kasus. Pasien anak meninggal dunia berjumlah 27 kasus, dan pasien anak isolasi mandiri 606 kasus.