Wan Abu Bakar: Kembalikan LAM ke Khitahnya sebagai Lembaga Beradat

Mantan-Gubernur-Riau-Wan-Abubakar.jpg
(FACEBOOK/WAN ABUBAKAR)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kejadian pelemparan potongan kepala anjing ke teras rumah Muspidauan, ketua LAM Pekanbaru dipandang mantan Gubernur Riau, Wan Abu Bakar amat melukai nilai dan budaya Melayu.

Ia berharap, LAM segera berbenah dan kembali ke khitahnya sebagai lembaga bermusyawarah dengan nilai adab dan budaya Melayu.

"Saya sampaikan ke Pengurus LAM, dan tokoh di lembaga itu agar fungsi LAM itu dikembalikan ke adab dan budaya Melayu Riau," ujar Wan Abu Bakar, Kamis 11 Maret 2021.

Menurutnya, LAM kian hari jauh dari permasalahan adat dan nilai moral masyarakat dan hanya tinggal simbol saja.

"Selama ini LAM kurang menyentuh ke permasalahan adat dan nilai-nilai moral kita. Itu kurang diperhatikan, hanya simbol saja," ungkapnya.


Bahkan ia pun melihat LAM sendiri sudah jauh dari nilai-nilai dan implementasinya yang menyangkut perilaku sesuai adat istiadat. Terlebih lagi ia menyayangkan tindakan teror meneror provokasi yang jelas bukan budaya orang Melayu.

Ia ingin hal ini menjadi titik balik LAM untuk kembali ke peran dan fungsinya sebagai lembaga adat.

"Restrukturisasi LAM menjadi lembaga yang disegani, yang modern, dimanage dengan baik, punya program yang jelas," tegasnya.

Lebih jauh ia mengingatkan agar LAM tak sekadar seremonial dan simbol tetapi bagaimana menerapkan budaya melayu secara komprehensif.

Terkait peristiwa mengerikan tersebut, Wan menilai hal ini tentu ada masalahnya. Pun demikian dengan konsekuensi dan solusinya ia ingin semua dilakukan secara adat.

"Ini ada sebab akibat sebetulnya. Inilah saatnya kita berlakukan hukum adat itu, orang yang melakukannya harus diberikan sanksi moral," tegas Wan Abu Bakar.