Asri Auzar Meradang Lihat Pembangunan Masjid Raya Provinsi Terkesan Asal-Asalan

sidak-proyek.jpg
(Hasbullah)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wakil Ketua DPRD Riau, Asri Auzar menggelar Inspeksi Mendadak (Sidak) di pembangunan masjid Raya Provinsi Riau, Jalan Siak II, Kelurahan Sri Palas, Rumbai, Pekanbaru, Kamis, 28 November 2019.

Dalam sidak tersebut, ketua DPD Demokrat Riau ini menemukan ada kejanggalan di mana turap penahan tanah untuk pembangunan masjid di pinggir sungai ini membengkok.

Bahkan, beberapa tiang turap terlihat retak hingga patah dan diberi tambalan semen.

Kondisi ini memancing kemarahan Asri Auzar yang didampingi oleh dua orang anggota komisi IV DPRD Riau, Kelmi Amri dan Komperensi. Melihat ini DPRD Riau menilai kontraktor proyek yang dimulai sejak tahun 2017 itu, terkesan bekerja asal jadi.

"Turap ini kalian bisa lihat dibangun acak-acakan, tidak memenuhi standar bangunan. Sebelah sini hampir roboh, sebelah sini kayak cacing. Seperti ular dua-duanya, tengok ke sana langsung kalau tak percaya," ujar Asri.


Asri kemudian memanggil Kabid Tata Bangunan Dinas PUPR Riau, Zulkifli Herman yang berada di lokasi seraya mempertanyakan kondisi bangunan yang dinilai tidak layak.

"Ini kontraktornya bekerja serius atau tidak, kalau tak sanggup jangan ambil proyek ini. Kasihan masyarakat yang berharap dengan kehadiran masjid ini, mereka saja kesal melihat kondisi seperti itu, mereka yang lapor ke saya," tambah Asri.

Selain membuat turap yang asal-asalan ini, Asri juga menduga pihak kontraktor sudah melakukan pencurian milik Pemprov Riau berupa sheet pile (dinding tanah) yang awalnya diperuntukkan bagi proyek tersebut.

"Ini aset milik daerah yang dulu kami anggarkan di dewan sekitar Rp50 miliar untuk turap sungai. Tiba-tiba tanpa ada pembicaraan hitam di atas putih, dipakai oleh mereka. Ini namanya pencurian aset, akan saya tindaklanjuti kemungkinan sampai ke aparat hukum dan dilaporkan ke gubernur, malam ini saya akan jumpa gubernur," katanya.

Asri Auzar berharap proyek yang berkaitan dengan kepentingan umum seperti pembangunan Masjid Raya Provinsi Riau ini tidak dibuat asal jadi, sebab bangunan rumah ibadah ini dipergunakan oleh masyarakat untuk jangka waktu lama.

"Kalau dibiarkan, proyek ini akan terus dibuat seperti ini. Berapa miliar anggaran dihabiskan, hanya untuk proyek yang tidak layak. Cara-cara seperti ini tidak boleh terjadi lagi, kalau kita serius membangun untuk daerah ini," pungkas Asri.

Lebih jauh, Asri menegaskan ia tidak marah kepada orang-orang yang bekerja, namun ia hanya marah kepada pekerjaan yang tengah mereka lakukan.

Untuk diketahui, pembangunan Masjid Raya Provinsi Riau adalah proyek single year yang dimulai pengerjaan pondasi pada tahun 2017 lalu. Total anggaran fisik yang digunakan berkisar Rp104 miliar.