Program Bantuan Bibit Sawit Gratis Mursini-Halim Terancam Tidak Capai Target

bibit-sawit.jpg
(istimewa)

Laporan: ROBI SUSANTO

RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Program bantuan bibit kelapa sawit gratis bagi petani masih menjadi skala prioritas oleh Pemerintahan Mursini-Halim.

Bantuan bibit sawit gratis yang menjadi program unggulan Mursini-Halim hingga kini masih terus bergulir. Namun program tersebut terancam tidak bisa mencapai target.

Di mana sesuai janjinya Mursini-Halim menargetkan bantuan 1,5 juta bibit sawit gratis yang akan disalurkan kepada petani selama satu periode pemerintahannya.

Hingga kini, memasuki tahun keempat pemerintahan Mursini-Halim bantuan bibit sawit yang sudah tersalurkan baru 269.364 batang.

Bantuan bibit sawit yang disalurkan tersebut merupakan pengadaan tahun 2017 sebanyak 150.000 batang dan tahun 2019 sebanyak 119.364 batang.


Sementara pengadaan bibit sawit tahun 2018 batal dilaksanakan. Padahal kegiatan tersebut sudah dianggarkan dalam APBD Murni Tahun 2018 untuk 177 ribu bibit sawit.

Kegiatan yang sudah dianggarkan tahun lalu itu sempat tertunda dan akhirnya kembali masuk pada Perubahan APBD 2018. Tapi jumlahnya berkurang dari 177 ribu dirasionalisasi menjadi 88 ribu batang. Dan sampai tahun anggaran berakhir kegiatan tersebut tidak jadi dilaksanakan.

Pada tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Kuansing kembali mengajukan kegiatan pengadaan bibit sawit. Selain bibit sawit juga diusulkan kegiatan pengadaan kecamba bibit sawit.

Mursini-Halim sendiri memiliki waktu tidak sampai dua tahun lagi untuk merealisasikan janjinya. Pertengahan 2021 masa pemerintahannya akan habis.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kuansing, Emerson mengatakan, jumlah pengadaan bibit sawit tahun 2020 sebanyak 69 ribu lebih. Kemudian juga diusulkan kegiatan pengadaan kecamba sekitar 50 ribu lebih.

"Ini untuk tahun 2020 kita usulkan melalui APBD," kata Emerson, ketika ditemui RIAUONLINE.CO.ID diruang kerjanya, Senin, 18 November 2019 lalu.

Emerson mengatakan, untuk kecamba ini nantinya akan dilakukan pemeliharaan terlebih dulu oleh Pemkab Kuansing sebelum disalurkan kepada petani.

"Kecamba bibit sawit ini akan kita besarkan dulu di tempat pembibitan kita yang berada di Desa Sako, Pangean," katanya.

Setelah cukup umur katanya, kecamba ini baru akan disalurkan kepada petani. Menurutnya ini juga akan menghemat anggaran karena mengalihkan sistem pengadaan bibit sawit yang semula dengan sistem pengadaan (melalui pihak ketiga), menjadi pengembangan bibit kelapa sawit bermutu.

"Sistem ini kita terapkan agar dengan dana yang lebih kecil kita bisa dapat hasil lebih banyak," pungkasnya.