RIAU ONLINE - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengembalikan aturan penjurusan IPA , IPS, dan Bahasa di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menjelaskan penjuruan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat SMA kembali dihidupkan untuk menunjangkan pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA).
TKA akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru di tingkat perguruan tinggi. Uji coba TKA akan dimulai dan diberlakukan pada murid jenjang kelas 12 atau kelas 3 SMA pada November 2025.
"TKA itu nanti berbasis mata pelajaran untuk membantu para pihak, terutama murid yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Nah, karena tesnya berbasis mata pelajaran sehingga ke depan ini jurusan akan kami hidupkan lagi. Jadi, nanti akan ada lagi jurusan IPA, IPS, dan Bahasa," kata Mu'ti seperti dilansir dari Liputan6.com, Minggu, 13 April 2025.
Mu'ti menyebutkan TKA mewajibkan murid mengikuti mata pelajaran dari ketiga jurusan itu, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, dan mata pelajaran khusus jurusan.
Sehingga, kata dia, murid dengan penjurusan IPA dapat memilih tambahan tes mata pelajaran Fisika, Kimia atau Biologi selain tes Bahasa Indonesia dan Matematika.
Sedangkan murid penjurusan IPS dapat memilih tambahan tes mata pelajaran Ekonomi, Sejarah, dan mata pelajaran lain yang ada dalam rumpun ilmu sosial.
Mu'ti berharap dengan kembalinya memberlakukan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat SMA sekaligus dihadirkan TKA, maka bisa memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kemampuan murid dan kecocokannya dengan program studi yang dipilih pada jenjang perguruan tinggi.
"Dengan cara seperti itu, kemampuan akademik seseorang akan menjadi landasan ketika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di jurusan tertentu. Jadi, bisa dilihat dari nilai kemampuan akademiknya," tutur dia.
Kemendikdasmen, kata Mu'ti, berharap TKA dapat menjadi alat tes individu yang valid dan terstandar bagi perguruan tinggi dalam mempertimbangkan kelulusan calon mahasiswa baru.
Sebelumnya, jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat SMA sempat dihapus sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka. doaslot
Keputusan ini merupakan bagian dari upaya untuk menghadirkan pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif, yang memberi lebih banyak ruang bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa sesuai dengan minat individu mereka.