Anies Baswedan Keok dari Ganjar dan Prabowo di Kalangan Pemilih Kritis

Prabowo-ganjar-anies.jpg
(Foto: kumparan)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Elektabilitas Ganjar Pranowo masih lebih tinggi dibandingkan Prabowo Subainto jika bertarung atau head to head pada kalangan pemilih kritis. Ganjar unggul tipis terpaut 0,3 persen.

Rilis itu dihasilkan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Direktur Riset SMRC Deni Irvani, merincikan berdasar hasil surveinya, Ganjar memperoleh dukungan sebesar 42,2 persen. Unggul tipis dari Prabowo yang memperoleh dukungan sebesar 41,9 persen.

"Dalam simulasi head to head atau dua nama, Ganjar mendapatkan dukungan 42,2 persen dan Prabowo Subianto 41,9 persen. Ini mengindikasikan bahwa dukungan pada keduanya sangat seimbang pada survei pemilih kritis terakhir SMRC, yaitu 2-5 Mei 2023," kata Deni kepada wartawan, Minggu (5/7/2023).

Deni menjelaskan suara dukungan terhadap Ganjar dan Prabowo sangat dekat sehingga tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul.


Menurutnya, dalam simulasi head to head Prabowo cenderung unggul atas Ganjar pada bulan Maret sampai April 2023.

"Namun memasuki bulan Mei, pasca deklarasi Ganjar oleh PDIP, Ganjar mulai mengimbangi Prabowo. Bahkan, dalam simulasi di antara yang mengenal keduanya, Ganjar telah menyalip Prabowo," ungkapnya.


Lebih lanjut, Deni membeberkan hasil survei pada pemilih kritis dalam simulasi tiga nama; Ganjar, Prabowo, dan Anies Baswedan. Hasilnya Anies berada di bawah Ganjar dan Prabowo dengan selisih mencapai 12 hingga 13 persen.


"Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa dalam simulasi tiga nama, suara Anies Baswedan berada di bawah Ganjar dan Prabowo dengan selisih signifikan 12-13 persen," ungkapnya.

Deni menjelaskan pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik.Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.

Selain itu, mereka juga dinilai cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan mencapai 80 persen.

Deni mengatakan pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) terhadap 925 responden. Margin of error diperkirakan sebesar ±3,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dikutip dari suara.com