Dua Warga Sampang Gelar Sumpah Pocong karena Tuduhan Santet

Sumpah-pocong3.jpg
((Foto: beritajatim.com))

RIAU ONLINE, SURABAYA-Dua orang warga sampang melakukan ritual Sumpah Poncong.

Sumpah pocong dipercayai masyarakat sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan masalah.

Kepercayaan tersebut hingga kini ternyata menjadi salah satu alternatif yang masih ditemukan di dalam masyarakat, seperti yang dilakukan dua Warga Dusun Kalak Timur Desa Batu Kerbuy Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan Jawa Timur.

Dalam video yang diunggah akun Facebook Yuni Rusmini pada Minggu 13 September 2020 terrekam aktivitas ritual tersebut.

Pada video tampak seseorang dibedong layaknya pocongan, dikelilingi warga sekitar yang tampak menyaksikan ritual sumpah pocong ini.

Menurut informasi, ritual sumpah pocong tersebut digelar di Masjid Jamik Madegan, Kelurahan olagan, Kecamatan Kota Sampang. Dua warga yang terlibat dalam ritual sumpah pocong bernama Saninten, selaku penuduh dan Armodin, sebagai tertuduh.

Dari kabar yang beredar, Armodin dituduh Saninten memiliki ilmu santet.

Tuduhan itu bermula saat penyakit cacar keponakan Saninten, bernama Rosi tak kunjung sembuh. Padahal, Rosi dikabarkan telah menjalani pemeriksaan dan pengobatan di berbagai tempat, baik ke dokter maupun pengobatan alternatif.



Namun, pengobatan Rosi ternyata tak kunjung berhasil. Bahkan, penyakit cacar yang diderita Rosi telah bertahan hingga dua bulan lamanya.

Persoalan tersebut kemudian membuat Saninten menuduh Armodin. Ia menganggap Armodin telah memberikan guna-guna kepada keponakannya.

"Saya curiga sama Bapak Armodin yang melakukannya, karena punya ilmu hitam [sihir]," ujar Saninten.

Untuk menembus tuduhan dan menyelesaikan perkara, ritual sumpah pocong dilakukan sebagai bentuk pengesahan ucapan supaya tidak memiliki utang atau janji apapun.

Di lain pihak, Armodin selaku tertuduh mengaku diajak menjalani ritual sumpah pocong dengan tuduhan memiliki ilmu hitam pasca Rosi mengalami sakit cacar.

"Saya bersumpah supaya diterima oleh penuduh. Jika saya salah, semua keluarga jadi taruhan atau sebagai tumbal," ujar Armodin.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Takmir Masjid Madegang, Moh Hasin menceritakan dampak dari ritual sumpah pocong.

Menurutnya, waktu munculnya dampak berbeda-beda. Empat bulan silam terdapat warga Sampang yang melakukan sumpah pocong dan baru muncul dampaknya dua minggu lalu.

Namun, ada juga dampak ritual sumpah pocong yang muncul dengan cepat.

"Saat saya masih pendidikan, warga yang bersalah langsung meninggal setelah melakukan sumpah pocong di masjid ini," ungkapnya.

Hingga Senin (14/9/2020) sore, video unggahan Yuni Rusmini telah ditonton sebanyak 2.200 kali.

Artiel ini sudah terbit di Suara.com