Berkunjung, Putri Woelan "Goda" Achmad Purnomo?, Nekat Tantang Gibran?

Achmad-Purnomo-dan-Putri-Woelan.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, SOLO-Manuver politik di bursa cawali-cawawali Solo semakin riuh. Banyak calon baru bermuculan.

Teranyar, Cucu Pakubuwono XII, B.R.A. Putri Woelan Sari Dewi bertemu Wawali Solo, Achmad Purnomo

Putri Woelan diduga terus membuka peluang untuk meramaikan bursa cawali-cawawali Solo dari gabungan partai politik (parpol) non-PDIP.

Putri Woelan juga telah menemui jajaran pengurus DPD PKS Solo untuk menjajaki kemungkinan berkolaborasi. Dia ingin menggalang kekuatan sebagai lawan dari paslon yang diusung PDIP di Pilkada Solo, Gibran-Teguh Prakosa.

Putri Woelan memilih PKS karena satu-satunya parpol pemilik kursi di parlemen yang ingin menggalang koalisi gabungan untuk menantang Gibran. Selain PKS, Putri telah menjalin komunikasi dengan beberapa pengurus parpol yang tidak memiliki kursi di parlemen.

Berharap Dukungan PKS

Namun dipastikan PKS dan Putri harus bekerja ekstra keras bila ingin mewujudkan koalisi itu. Sebab seluruh parpol pemilik kursi di DPRD Solo saat ini merapat ke PDIP dengan alasan mengikuti arahan dari DPP mereka. Mereka yaitu PAN (tiga kursi), Partai Golkar (tiga kursi), Partai Gerindra (tiga kursi) dan PSI (tiga kursi).

Untuk bisa mengusung pasangan cawali-cawali parpol atau gabungan parpol harus memiliki sedikitnya sembilan kursi. Artinya PKS harus bisa menggandeng setidaknya dua parpol itu.


Bikin Geleng-Geleng Kepala, Ini Perilaku Pesepeda di Wonogiri yang Bikin Waswas

Koordinator Relawan Jeng Putri, Bambang Pradotonagoro, mengakui saat ini pintu untuk Putri Woelan meramaikan bursa cawali-cawawali Solo nyaris tertutup. Namun menurut Bambang kondisi itu bisa berubah bila terjadi perubahan arah politik (konstelasi politik) nasional.

Penuturan senada disampaikan Putri Woelan Sari Dewi kepada Solopos.com. Menurut dia dunia politik itu sangat dinamis.

Dukungan politik bisa berubah setiap saat dan kemana saja. Ibarat permainan sepak bola, bola itu bundar. Segala kemungkinan bisa terjadi. Apalagi waktu pendaftaran cawali-cawawali Solo masih dua bulan lagi, yakni September 2020.

"Kita lihat ke depan dinamikanya seperti apa. Mari sama-sama berdoa. Kalau bisa ikut memeriahkan (pilkada) ya kenapa tidak," kata dia belum lama ini.

Achmad Purnomo Pesimis

Putri Woelan berharap memiliki peluang meramaikan bursa cawali-cawawali Solo lantaran dukungan parpol pemilik kursi di DPRD Solo kepada Gibran-Teguh baru sebatas pernyataan lisan. Belum ada satu pun parpol yang secara resmi mengeluarkan surat dukungan atau rekomendasi kepada pasangan Gibran-Teguh. Surat seperti itu biasanya dikeluarkan langsung oleh DPP parpol tersebut.

Namun Achmad Purnomo pesimistis parpol non-PDIP bisa bergabung dalam satu koalisi untuk melawan PDIP. Banyak faktor yang memicunya. Salah satunya arahan dari DPP partai agar mendukung Gibran Rakabuming.

Pertimbangan lainnya dominasi suara PDIP dalam Pemilu 2019. Bukan sesuatu yang mudah melawan parpol dengan modal 189.760 suara dari total suara sah 343.495. Jumlah itu berarti sekitar 55, 24 persen.

Di sisi lain satu-satunya jalan bagi Putri untuk meramaikan Pilkada Solo lewat jalur koalisi gabungan parpol. Sebab untuk jalur perseorangan (independen) sudah tertutup.

Tahap penyerahan berkas persyaratan dukungan paslon jalur perseorangan sudah lewat. Apakah perjuangan Putri akan membuahkan hasil di tengah kondisi yang serba sulit? Apakah langkah yang dilakukan Putri adalah mission impossible? Kita tunggu saja kelanjutannya.

Artikel ini sudah tebrit di Solopos