Tidak Harus Demam dan Sesak Nafas, 5 Gejala Tak Biasa Covid-19 yang Harus Kamu Tahu

sakit-kepala.jpg
(Shutterstock)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Apa saja sih gejala yang bisa ditimbulkan dari COVID-19 (penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2)? . Selama ini, gejala yang paling umum terjadi meliputi batuk kering, demam, dan kesulitan bernapas.


Namun, meski penyakit ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi, beberapa orang justru dilaporkan tidak mengalami gejala ketika terinfeksi virus corona. Bicara soal gejala, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada gejala lain yang kerap terjadi pada penderita COVID-19, salah satunya adalah diare hingga kehilangan indera penciuman dan perasa.


Dalam hal ini, para peneliti telah mencatat beberapa gejala COVID-19 yang juga bisa terjadi saat seseorang terinfeksi virus corona. Berikut penjelasannya. 

Masalah pencernaan

Dilaporkan Business Insider, menurut peneliti, masalah pencernaan seperti diare dan mual bisa menjadi gejala awal COVID-19. Sekitar satu dari 10 pasien yang terinfeksi virus corona mengalami beberapa gejala gastrointestinal, termasuk diare dan mual.


Dalam laporan yang terbit di jurnal The Lancet dijelaskan, hanya 3 persen pasien COVID-19 di China yang mengalami diare. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 5 persen pasien COVID-19 yang mengalami mual. 

Penelitian baru menunjukkan, jumlah tersebut mungkin jauh lebih banyak dari yang tercatat sebelumnya. Bahkan, setengah dari pasien virus corona diperkirakan telah mengalami masalah pencernaan yang diikuti dengan gangguan pernapasan. 


Lemas dan kebingungan


Di sebuah panti jompo di Washington, AS, hampir sepertiga dari penghuninya dinyatakan terinfeksi virus corona, di mana setengah dari pasien dilaporkan tidak menunjukkan gejala.


Selain itu, beberapa pasien positif COVID-19 juga memiliki gejala yang tidak biasa, seperti malaise dan perasaan tidak nyaman atau gelisah. Dalam beberapa kasus bahkan muncul disorientasi atau kelelahan.


Ini adalah salah satu gejala atipikal (ringan) yang sering dilaporkan bersamaan dengan gejala lain seperti demam dan batuk. Sedangkan kelelahan, lebih jarang terjadi karena biasanya penderita lebih dulu mengalami gejala yang lebih umum.

Pandemi, karantina, dan jarak sosial juga menjadi masalah baru, karena beberapa pasien mengalami stres dan kecemasan berlebihan. Faktor psikologis ini bisa berakibat fatal pada kesehatan seseorang. Maka, menurut Ilene Cohen, seorang psikoterapis, penting kiranya agar orang tidak panik ketika merasa lelah atau gelisah.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, menyatakan kebingungan yang parah disertai tubuh lemas juga bisa menjadi awal pertanda infeksi virus corona. Orang-orang yang mengalami gejala tersebut biasanya akan mengembangkan tanda-tanda seperti bibir kebiruan, kesulitan bernapas, dan nyeri dada. Jika ini sudah terjadi, sebaiknya segera hubungi fasilitas kesehatan.


Kedinginan atau menggigil dan nyeri otot
Nyeri otot, kedinginan atau menggigil bisa menjadi gejala awal dari virus corona. Ya, beberapa pasien melaporkan mengalami nyeri otot parah dan kedinginan. Menurut WHO, sekitar 11 persen pasien COVID-19 yang diteliti dilaporkan mengalami kedinginan, dan 14 persen mengalami nyeri otot. 
Kedinginan dan nyeri otot bisa menjadi tanda awal dari gejala infeksi virus corona sebelum menuju gejala yang lebih parah. Dengan kata lain, kedinginan dan nyeri otot adalah gejala ringan yang biasanya dialami pasien infeksi virus corona.


Jika kamu mengalami dua gejala di atas, ada baiknya mulai mengisolasi diri dan hindari kontak dengan orang lain. Perbanyak istirahat dan minum air putih, serta segera hubungi fasilitas kesehatan. 
Ilustrasi nyeri otot

Sakit kepala dan pusing
Menurut penelitian yang diterbitkan di Jurnal The Lancet, sekitar 8 persen pasien COVID-19 mengalami sakit kepala. Begitupun dengan pusing, yang juga dilaporkan menimpa beberapa orang dengan infeksi virus corona. Bahkan, ada pasien yang mengaku mengalami pusing sangat parah saat terjangkit virus corona SARS-CoV-2. 

Hidung tersumbat 
Hidung tersumbat biasanya dikaitkan dengan infeksi flu atau pilek. Namun, percaya atau tidak beberapa pasien virus corona juga mengalami hidung tersumbat saat terinfeksi virus corona. Menurut WHO, kurang dari 5 persen pasien COVID-19 mengalami hidung tersumbat.

Artikel iini sudah terbit di Suara.com