Debat Capres Belum Mulai, Tapi 3 Perdebatan ini Sudah Muncul

Surat-suara-Capre-Cawapres-RI.jpg
(Kumparan)

RIAUONLINE, JAKARTA - Debat pilpres pertama akan digelar pada 17 Januari 2019 mendatang.

Kedua pasangan calon Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tengah mempersiapkan diri jelang debat yang bertemakan 'Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme'.

Akan tetapi, debat belum juga mulai, sejumlah perdebatan sudah muncul di publik dan menimbulkan pro dan kontra.

Berikut ini tiga polemik yang muncul, jelang pelaksanaan debat perdana Capres-Cawapres RI 2019 yang dikutip dari kumparan.com:

1. KPU coret Adnan Topan dan Bambang Widjojanto sebagai panelis

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husudo dan mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto (BW) dicoret dari daftar panelis debat pilpres sesi pertama.

Dicoretnya kedua tokoh tersebut merupakan kesepakatan ketua timses pasangan capres-cawapres. Nama Adnan dan Bambang diketahui diusulkan oleh masing-masing timses.

Adnan dan BW sudah mengetahui kabar dibatalkannya kehadiran mereka sebagai panelis. Meski batal menjadi panelis, BW tak kecewa namun mengingatkan fakta masih masifnya praktik korupsi yang menyandera bangsa Indonesia.

Berbeda dengan BW, Adnan mengaku kaget menerima kabar dicoretnya dia sebagai salah satu panelis debat karena sangat mendadak. Akan tetapi, ia tak menyesali hasil kesepakatan paslon nomor 01 dan 02 itu.

"Kami tak perlu menduga apapun, yang pasti ketika KPU meminta kami ambil bagian dalam proses demokratisasi ini, kami sangat terbuka terlibat, jika pun tidak, kami tetap memiliki peran yang sama tanpa diminta oleh siapapun," ucap Adnan.


Dengan dicoretnya Adnan dan BW, maka 6 panelis debat pilpres yang ditentukan KPU antara lain:
1. Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana
2. Mantan Ketua Mahkaham Agung Bagir Manan
3. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik
4. Pakar hukum tata negara Bivitri Susanti
5. Pakar hukum tata negara Margarito Kamis
6. Ketua KPK Agus Rahardjo

2. Pertanyaan debat dibocorkan ke capres-cawapres

KPU memberikan kisi-kisi debat pilpres pertama kepada dua paslon terlebih dahulu agar berjalan sesuai dengan tujuan dasarnya. Pemberian pertanyaan atau kisi-kisi merupakan kesepakatan bersama dengan timses masing-masing paslon.

"Memberikan kisi-kisi soal kepada paslon seminggu sebelum debat kandidat adalah untuk mengembalikan debat ke khitahnya, yakni sebagai salah satu metode kampanye yang diatur oleh UU. Kampanye sendiri menurut UU Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program dan atau citra diri peserta pemilu," ungkap Anggota KPU Pramono Tanthowi dalam keterangannya.


KPU yakin dengan diberikannya soal sebelum debat dimulai, maka gagasan paslon bisa lebih diuraikan dengan jelas dan utuh, terutama terkait visi-misi jika terpilih.

Pramono juga meminta setiap paslon untuk menyiapkan diri secara serius karena pertanyaan akan diberikan dalam metode setengah tertutup dan terbuka.

"(Pertanyaan penutup) antar paslon bisa saling mengajukan pertanyaan. Tentu pertanyaan yang sifatnya rahasia. Namun tidak boleh keluar dari tema utama: hukum, HAM, korupsi, dan terorisme," tutur dia.

3. Capres-cawapres tak jadi memaparkan visi-misinya secara mandiri

KPU sempat berencana mengadakan penyampaian visi-misi dan program masing-masing paslon secara mandiri tanpa difasilitasi KPU. Rencana penyampaian visi-misi yang dilaksanakan pada 9 Januari itu akhirnya batal dilakukan.

Ketua KPU Arief Budiman menyampaikan setiap paslon berhak menentukan sendiri waktu dan tempat untuk menyampaikan visi-misinya. Seluruh proses ini diserahkan sepenuhnya kepada timses calon, karena keinginan mereka dalam menyampaikan visi-misi berbeda-beda.

Wacana penyampaian visi-misi secara serentak di seluruh stasiun TV pada 9 Januari 2019 merupakan inisiatif dari KPU dan paslon. Tujuan awalnya yakni agar masyarakat memahami visi-misi setiap paslon lebih dalam, di luar pelaksanaan debat.

Meski telah dibatalkan, Arief memastikan pihaknya tetap akan membuat sosialisasi visi-misi paslon tersendiri di media sosial hingga KPU di tiap provinsi.

Tulisan ini sudah tayang di Kumparan.com dengan judul" 3 Polemik Jelang Debat Pilpres"

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id