China Sebar Utang ke Sejumlah Negara, Termasuk Indonesia?

ILUSTRASI-UTANG.jpg
(INTERNET)


RIAU ONLINE - Salah satu negara pemberi pinjaman terbesar adalah China. Negara Tirai Bambu itu bahkan meminjamkan dana dalam jumlah yang tak sedikit, bisa mencapai USD 1,1 triliun.

Beberapa negara ada yang hingga tak mampu membayar utang tersebut dan menyerahkan salah satu aset negaranya. Berikut sejumlah negara di dunia yang meminjam dana dari China, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu, 21 November 2018:

Sri Lanka

Untuk mengendalikan dan membagikan pelabuhan di selatan laut dalam Hambantota, Sri Lanka menandatangani kesepakatan hingga USD 1,1 miliar atau setara Rp 16 triliun dengan China.

Pemerintah Sri Lanka menyatakan uang hasil kesepakatan tersebut akan membantu melunasi pinjaman luar negeri Sri Lanka ke China.

Namun, warga China Sri Lanka mengkhawatikan wilayah mereka dikuasai China. Sebab itu, Pemmerintah Sri Lanka mengumumkan kesepakatan revisi untuk memotong saham perusahaan China tersebut menjadi 70 persen.

Venezuela

China telah setuju untuk berinvestasi lebih dari dari USD 5 miliar atau setara Rp 72 triliun. Presiden Venezuel, Nicolas Maduro mengatakan investasi baru dari China akan membantu menaikkan produksi minyak dengan cepat.

Hal ini, dikatakan Presiden Maduro, mampu menggandakan pembiayaan untuk menggairahkan ekonomi dan segera keluar dari krisis yang terus mencekik selama beberapa tahun terakhir.


Presiden Maduro mengatakan, setelah kunjungan kenegaraannya ke Beijing pada awal pekan, investasi besar itu akan membatu meningkatkan ekspor minyak ke China hampir dua kali lipat. Di bawah kesepakatan itu, lanjutnya, Venezuela akan meningkatkan produksi dan ekspor harian minyak ke China menjadi 1 juta barel per hari.

Zimbabwe

Zimbabwe terpaksa mengadopsi mata uang sah China, Yuan, sebagai mata uang sehari-hari mereka demi pembatalan utang sebesar USD 40 juta yang diberikan China.

China telah menjadi investor terbesar di Zimbabwe, negara yang dijauhi negara barat atas kasus hak asasi manusia dan berjuang untuk bangkit dari resesi 1998-2008, yang memaksa pemerintah untuk membuang mata uangnya sendiri di 2009.

Menteri Keuangan Zimbabwe Patrick Chinamasa menyatakan rencana untuk menggunakan Yuan untuk perdagangan Yuan untuk perdagangan antara China dan Menteri Zimbabwe dan penerimanya dengan konsumen di Zimbabwe.

Zimbabwe, dalam lima tahun terakhir telah menerima lebih dari USD 1 miliar pinjaman berbunga rendah dari China.

Pakistan

Pakistan mengurangi dana pinjaman dari China untuk proyek pembangunan rel kereta yang bernilai total USD 8,2 miliar atau setara dengan Rp 19 triliun.

Proyek itu merupakan peremajaan dan pengembangan rel kereta peninggalan era kolonial yang menghubungkan Karachi-Peshawar sejauh 1.872 km, yang bernama Karachi-Peshawar Main Line-1 (ML-1).

Islamabad memutuskan untuk melakukan pemotongan senilai USD 2 miliar (Rp 29 triliun), menjadikan nilai pembiayaan dari China untuk proyek itu menjadi USD 6,2 miliar (Rp 90 triliun) saat ini.

"Hal itu dilakukan akibat kekhawatiran yang memuncak dari Islamabad tentang besarnya utang Pakistan terhadap China." kata Menteri Perkeretaapian Pakistan Sheikh Rasheed.

Indonesia

Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat pinjaman dari China. Bahkan dari tahun ke tahun jumlahnya naik.

Berdasarkan data Bank Indonesia, utang Indonesia ke China pada mencapai USD 15,1 miliar. Angka itu mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan 2015 yang nilainya USD 13,6 miliar.