Aksi Heroik Dua Pelajar SMA Ajak Duel Pembawa Bom Panci

Densus881.jpg
(CNN INDONESIA/DETIK.COM)

RIAU ONLINE - Peristiwa ledakan bom panci di Lapangan Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, Jawa Barat pada Senin, 27 Januari 2017, pagi, menyisakan kisah heroik dari dua pelajar SMA.

Keduanya adalah pelajar kelas 11, SMA Negeri 6 Bandung, Syafii Nurhikman, 16 tahun, dan Lupy Muhamadtollah (17) yang menjadi saksi mata saat terjadinya ledakan tersebut.

Saat itu, keduanya tengan mengikuti pelajaran olahraga bersama teman-temannya. Lupy, mengaku melihat terduga pembawa bom panci, Yayat Cahyadit, duduk di atas sepeda motor bernomor polisi T 4812 EV bersama seorang anak kecil.

Tidak lama setelah itu, Syafii melihat pelaku berajak dari sepeda motornya. Kemudian, bom pun meledak hingga membuat warga kaget, kecuali Lupy dan Syafii.

Baca Juga: Kronologi Pelaku Bom Panci Sembunyi Di Kantor Kelurahan Di Bandung

Teriakan panik dari warga terdengar mengatakan bom dan teroris. Sementara, pria yang dilihat oleh Lupy dan Syafii di atas motor tampak tergeletak di tanah. "‎Saya mau nolongin dia karena saya pikir dia kena ledakan. Orang-orang pada teriak ada bom, teroris-teroris,‎" ujar Syafii, dikutip dari Tempo.co, Selasa, 28 Februari 2017.


Saat hendak ditolong, pria itu bangkit dari tanah. Pria tersebut malah menodongkan senjata tajam ke Lupy dan Syafii bersama teman-temannya. Lantas, Yayat Cahyadit beranjak menjauh meninggalkan para siswa termasuk Lupy dan Syafii, berlari ekcil ke arah Kantor Kelurahan Arjuna.

"‎‎‎Pelaku ngeluarin pisau agak lari kayak lagi joging sambil bawa pisau. Terus masuk ke kelurahan‎," ujar Syafii.‎

Keduanya mengikuti pelaku dari sambil menjaga jarak dari belakang hingga masuk ke dalam Kantor Kelurahan Arjuna.

Klik Juga: Penyergapan Pelaku Bom Panci Di Bandung Diwarnai Baku Tembak

Sambil tetap menodongkan senjata tajam, pelaku sempat mengamuk di halaman depan kelurahan. Tiba-tiba, jiwa heroik Lupy dan Syafii muncul. Lupy bahkan mengajak si teroris duel dan menantang menggunakan bahasa sunda.

"‎‎Saya sempat bilang sama pelaku, menyerahkan diri saja. Dia bilang enggak bisa. ‎Saya ajak duel. Saya bilang kalau mau buang pisaunya. Dia malah nantang, dia bilang kalau berani sini. Tapi dia malah ke atas (kantor kelurahan)," ujar Lupy diikuti Syafii.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline