RIAU ONLINE, PEKANBARU — Kawasan Jalan Sultan Syarif Kasim (SSK), tepatnya di sekitar kompleks Masjid Raya An-Nur Pekanbaru, kembali dipenuhi lapak pedagang kaki lima (PKL). Meski sebelumnya sudah dilakukan penertiban oleh Satpol PP Kota Pekanbaru bersama personel TNI dan Polri, para PKL justru kembali dan semakin menjamur di area jalur pedestrian dan bahu jalan.
Para pedagang menempatkan meja, kursi, tenda, hingga gerobak makanan dan minuman, di sepanjang trotoar yang baru selesai dibangun. Alhasil, ruang untuk pejalan kaki menjadi sangat terbatas, bahkan keselamatan pengguna jalan terancam.
Fenomena serupa juga tampak di kawasan Jalan Diponegoro dan Jalan Sisingamangaraja. Penyalahgunaan trotoar dan badan jalan oleh PKL semakin masif.
Kondisi ini langsung memantik reaksi dari masyarakat, khususnya warganet yang menyampaikan kekecewaannya melalui media sosial Instagram RIAU ONLINE.
Beberapa tanggapan bahkan menyindir lemahnya pengawasan dari Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Satpol PP.
“Lengah dikit langsung jadi lapak manggaleh (jualan),” tulis akun @wahy*****.
“Setoran mungkin lancar, makanya bisa balik lagi,” sindir akun @rahm********.
“Makin dibagusin trotoarnya, makin banyak PKL. Jadi buat siapa fasilitas itu?” keluh akun @mir****.
“Nanti tempat umum itu merasa jadi hak milik, seenaknya aja dipakai,” ujar @bund*****.
"Itu pot pohon malah udah alih fungsi jadi tong sampah, rusak sudah,” tambah akun @fadh********.
Masyarakat berharap Pemko Pekanbaru segera mengambil tindakan tegas dan konsisten, bukan hanya melakukan penertiban sesaat. Diperlukan solusi jangka panjang yang tidak hanya memindahkan PKL, tetapi juga memberikan ruang berjualan yang tertata dan aman bagi semua pihak.