Putra-putri Terbaik Riau hingga Sulsel Bersaing di Parade Tari Nusantara di TMII

Tarian-daerah-Bangka-Belitung.jpg
(ANTARA/Syaiful Hakim)

RIAU ONLINE - Provinsi Riau menjadi satu dari 15 kontingen pemerintah daerah yang mengikuti Parade Tari Nusantara ke-39 di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Cipayung, Jakarta Timur, Minggu, 12 November 2023.

Direktur TMII, Claudiya Ingkiriwang, mengatakan masing-masing provinsi diwakili putra-putri terbaik yang sudah melalui seleksi di wilayahnya.

"Jadi, peserta di seleksi tingkat kota/kabupaten, sesudah itu dikompetisikan tingkat daerah. Lalu jika menang peringkat satu daerah akan mewakili untuk ke Jakarta," kata Claudia di sela-sela kegiatan itu.

Selain Riau, 14 kontingen lainnya berasal dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan.

Claudi bersyukur kegiatan rutin per tahun ini dapat kembali digelar setelah sempat terhenti pada 2020-2022 karena pandemi Covid-19.

Terakhir digelar pada 2019 lalu. DKI Jakarta menyabet juara umum Parade Tari Nusantara ke-28 itu.

“Acara ini sebenarnya rutin per satu tahun sekali. Tapi waktu masa Pandemi sempat terhenti, dan sekarang digelar kembali dengan disaksikan penonton di gedung yang memang panggungnya cukup megah," ujarnya.

Tidak seperti sebelumnya, Parade Tari Nusantara kali ini menampilkan kreasi baru, namun tetap berpijak pada seni dan budaya dari masing-masing daerah.


Ia menyebut, setiap tarian hasil kreasi baru yang ditampilkan tetap menjadi cerminan dan keberagaman etinis, adat istiadat, dan sejarah dalam budaya masyarakat Indonesia.

"Mereka mengkreasikan tariannya, namun tetap ada unsur tradisi yang ditata ulang. Dilakukan koreografi ulang dengan cerita yang sangat menarik, musik, kostum, bagus sekali," paparnya.

TMII menggandeng lima dewan juri dalam Parade Tari Nusantara ke-39 ini. Para dewan juri yang akan memberi penilaian yakni Wa Ode Siti Marwiyah Sipala, Ida Bagus K Sudiasa, Wiwiek Widyastuti, Puput Hastagina, dan Anursiwan.

Menurut dia, kegiatan yang digelar secara gratis itu dalam rangka mempromosikan, merayakan, dan melestarikan kekayaan warisan budaya tari Indonesia.

Wanita berkacamata itu mengungkapkan dengan mengangkat tema "Nusantara", agenda yang diselenggarakan kembali tahun ini akan mempersembahkan keindahan dan keunikan tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Sehingga dapat memacu para pelaku seni tari dapat mengembangkan serta memperkaya perbendaharaan khasanah seni tari daerahnya.

"Kita ingin sebanyak mungkin orang mempelajari dan memahami budaya Indonesia. Syukur-syukur kalau sudah tertarik namun dapat ikut terlibat dalam pelestarian budaya," kata Claudia.

Kegiatan itu dibuka dengan penampilan dari kontingen Provinsi Kalimantan Timur yang menyuguhkan Tari Leang Belhok kreasi penata tari Agus Setiaji, penata musik M Andre Rizky dan penata rias Asmiati.

Tari Leang Belhok merupakan tari kreasi pedalaman Kalimantan Timur yang menceritakan bagaimana Mataram dan bulan tercipta karena kerinduan dan penyesalan.

"Kita tadi membawa tarian dari Kalimantan Timur, khususnya masyarakat adat Dayak Wahea. Ini adalah masyarakat yang jarang sekali terekspos karena berada di pedalaman," kata penata tari kontingen Kalimantan Timur, Agus Setiaji.

Menurut dia, proses penggarapan tarian itu berlangsung sejak enam bulan lalu namun secara khusus butuh persiapan dua pekan untuk mengikuti Parade Tari Nusantara di TMII.

Dalam kurun waktu yang cukup singkat itu, pihaknya mencurahkan segala pikiran, energi dan waktu untuk mempersiapkan tata koreografi, musik, kostum dan lainnya agar tampil dengan baik.

"Saya harap, kegiatan ini para seniman tari semakin bersemangat untuk menciptakan karya-karya baru dan dapat ditampilkan dalam kegiatan seperti ini," kata Agus.(ANTARA)