Petang Megang, Tradisi Masyarakat Melayu Riau Sambut Ramadan

Petang-Megang-Pekanbaru3.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID)

Laporan: Dwi Fatimah

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Petang megang atau petang balimau adalah tradisi yang biasa masyarakat Melayu Riau lakukan sambut bulan suci Ramadhan.

 

Biasanya, Kegiatan ini dilakukan sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan. Ritual Petang Megang tidak terlepas dari niat bersuci sebelum memasuki Ramadhan.

 

 

Dalam pelaksanaannya, masyarakat membuat kue dan makan makanan khas untuk disantap bersama, setelahnya tradisi petang megang dilanjutkan dengan mandi balimau. Air yang digunakan adalah air rebusan limau purut yang dicampur dengan serai wangi, ako siak-siak (akar siak), daun nilam, mayang pinang, dan irisan bunga rampai.

 

Tidak hanya di Pekanbaru, Tradisi petang megang ini juga dilakukan di sejumlah kota dan kabupaten di Provinsi Riau.

 

Biasanya di Pekanbaru tradisi ini dipusatkan di Rumah Singgah Tuan Kadi di tepi Sungai Siak. Ribuan masyarakat tumpah ruah di tempat pelaksanaan tradisi petang megang. Ada yang ikut mandi di Sungai Siak, ada pula yang hanya sekedar melihat prosesinya.

 

Prosesi petang megang biasanya kepala daerah dan tokoh di Pekanbaru melakukan ziarah kubur di komplek Makam Marhum Pekan yang berada di kawasan Mesjid Raya, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru. Di komplek pemakaman tersebut terdapat makam pendiri tokoh yang berjasa mendirikan Kota Pekanbaru.

 


Kemudian setelah ziarah ke makam pendiri dan tokoh Pekanbaru, dilanjutkan dengan sholat ashar berjamaah di masjid Raya Senapelan. Baru kemudian arak arakan menuju tempat prosesi petang megang dilakukan. Arak arakan diiringi dengan kompang dan rebana.

 

 

Dalam pelaksanaan mandi balimau, biasanya dibuka secara simbolis dengan penabuhan bedug dilakukan oleh walikota Pekanbaru, Gubernur Riau dan pejabat. Kemudia dilakukan mandi balimau secara simbolis dilakukan pengguyuran terhadap beberapa anak yatim. Ada pula lomba menangkap itik di Sungai Siak dan rangkaian acara lainnya, kemudian mandi bersih di Sungai Siak.

 

Namun, selama dua tahun kebelakang, tradisi ini tidak dilakukan lagi karena kasus covid-19 masih tinggi di Pekanbaru. Tahun ini pun tradisi ini juga tidak dilakukan lagi mengingat kasus covid-19 masih melandai.